Jakarta - Semakin banyak lembaga survei melakukan penjajakan kekuatan Prabowo Subianto dan Joko Widodo menjelang Pilpres 2014. Yang unik, selalu ada dua hasil, salah satu lembaga survei memenangkan Jokowi-JK dengan selisih signifikan sementara lembaga lain menunjukkan selisih lebih tipis, malah kadang memenangkan Prabowo-Hatta. Mana yang benar?
Setidaknya tampak pada dua rilis survei terakhir yang dirilis Cyrus Network dan Pusat Data Bersatu pada Selasa (10/6/2014) kemarin. Kedua lembaga survei menunjukkan hasil yang berbeda.
Survei Cyrus, lembaga pimpinan Andrinof Chaniago, menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebesar 41,1 persen. Sementara duet Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki tingkat keterpilihan 53,6 persen. Kubu Prabowo-Hatta tertinggal sebesar 12,5 persen dari duet Jokowi-JK. Survei dilakukan selama kurun waktu 25-31 Mei 2014. Survei terbaru ini memiliki angka unidentified voters tinggal sekitar 5 persen.
Sementara itu lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) menggelar survei di tujuh kota besar. Hasilnya, Jokowi-JK unggul hanya dengan selisih 5,7%. Survei ini dilakukan pada tanggal 26 Mei-1 Juni 2014 dengan wawancara tatap muka (face to face) dengan menggunakan kuisioner terstruktur terhadap 2.688 responden. Survei digelar di 7 kota besar di 7 provinsi di Indonesia, yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, surabaya, Makassar, Balikpapan. Margin of error survei ini +/- 5 persen per kota.
Hasilnya, secara keseluruhan, Jokowi-JK memiliki elektabilitas 32,2%, sedangkan Prabowo-Hatta 26,5%. Sisanya adalah para pemilih yang belum menentukan pilihan. PDB pimpinan Didik J Rachbini ini juga menyimpulkan bahwa elektabilitas Prabowo terus naik dan Jokowi semakin turun. PDB juga bicara Prabowo berpeluang menekuk Jokowi-JK di Pilpres 2014 nanti.
Lalu seperti apa sebenarnya kekuatan sesungguhnya Prabowo dan Jokowi menjelang Pilpres 2014? Survei mana yang lebih akurat? Pada akhirnya, memang hanya rakyat yang berhak menentukan.