Metrotvnews.com, Yogyakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi untuk tetap tenang terkait dengan munculnya hujan pasir pada Senin (22/7) pagi.
"Pada Senin pukul 04.22 hingga 05.35 Wib terjadi guguran yang terdengar dari Pos Kaliurang. Gumpalan asap berwarna cokelat kehitaman," kata Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu informasi resmi lebih lanjut. "Masyarakat agar tetap tenang, namun harus waspada," katanya.
Ia mengatakan lontaran material berwarna merah hingga ketinggian 1.000 meter dari puncak Merapi teramati dari Pos Selo, Boyolali.
"Hujan abu dan pasir halus terjadi di wilayah Deles, Tlogowatu, Kemalang, Balerante, Klaten di Jawa Tengah. Hujan abu juga terjadi di sekitar Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen di daerah Cangkringan, Kaliurang Sleman Yogyakarta," katanya.
Hujan abu antara tujuh hingga 14 kilometer dari puncak Merapi ke arah Klaten dan Sleman. "Ratusan masyarakat di Kemalang Klaten mengungsi di Kantor Kecamatan Kemalang dan di daerah Bawukan, sedangkan masyarakat di Cangkringan mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo," katanya.
Menurut dia, sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Kelompok rentan, yaitu lansia, ibu menyusui, dan anak-anak saat ini masih mengungsi di Balai Desa Glagahharjo. Ia mengatakan BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Provinsi Yogyakarta, BPBD Klaten, BPBD Sleman, BPBD Magelang, BPBD Boyolali, BPPTKG, dan PVMBG Badan Geoologi.
Kepala BPPTKG dan PVMBG menyatakan bahwa status Gunung Merapi masih "normal".
Aktivitas Merapi akan dievaluasi apakah aktivitasnya kemungkinan akan berlanjut ke erupsi magmatik atau tidak. Pemantauan akan diintensifkan sedangkan masyarakat diimbau tetap tenang dan selalu siap siaga.
Status aktivitas gunung api memiliki empat tingkatan, yaitu normal aktif, waspada, siaga, dan awas. Gunung api umumnya memiliki sifat "slow on set" yang artinya bencana tidak terjadi secara tiba-tiba dan dapat diprediksi.(Ant)
Editor: Deni Fauzan