Metrotvnews.com, Sleman: Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menggelar Festival Museum 2013. Salah satu yang dipamerkan adalah helikopter jenis Hiller 360 yang pernah digunakan sebagai helikopter kepresidenan oleh Presiden pertama RI Soekarno.
Selama ini, helikopter bersejarah itu tersimpan di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala di Kompleks Pangkalan TNI-AU (Lanud) Adisutjipto. Dan helikopter bersejarah itu termasuk yang dipamerkan dalam Festival Museum 2013 yang dipusatkan di Pusat Studi Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, UGM, 8–13 September.
Dalam sejarahnya, Hiller 360 merupakan helikopter pertama yang dimiliki RI setelah meraih kemerdekaan. Helikopter itu didatangkan ke Indonesia pada Desember 1950. Lalu dirakit dan diterbangkan pertama kali oleh Komodor Muda Wiweko Soepono pada 24 Desember 1950.
Baru sekitar tiga minggu kemudian, tepatnya 15 Januari 1951, Wiweko dan LMU I, Tosin, terbang menuju Istana Negara dan membawa Presiden Soekarno beserta ibu negara, Fatmawati. Sejak itulah, Hiller 360 menjadi helikopter kepresidenan pertama di dunia. Sebab, Bung Karno adalah presiden pertama di dunia yang memiliki helikopter pada saat itu.
Kepala Museum Pusat Dirgantara Mandala Mayor Ayi Supriyadi mengatakan, helikoper itu cukup canggih pada zamannya. Bung Karno, lanjut dia, berkeliling Jakarta selama 15 menit menggunakan helikopter itu.
Helikopter Hiller 360 mulai berdinas di jajaran TNI-AU pada Desember 1950 dan masuk Museum Dirgantara Mandala pada 1984. Meski kecil, helikopter buatan Amerika Serikat itu memiliki segudang predikat. Betapa tidak, helikopter itu menjadi cikal bakal skuadron helikopter TNI-AU.
Selain helikopter kepresidenan, Museum TNI-AU juga memamerkan pesawat terbang pertama buatan Komodor Udara Wiweko, yaitu pesawat WEL-RI X yang menggunakan mesin sepeda motor Harley Davidson.
Selain helikopter dari Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Festival Museum 2013 juga diikuti museum lainnya. Seperti Bebedan Museum Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, Museum Ullen Sentalu, Museum Wayang Kekayon, Museum Pergerakan Wanita YHI Kowani DIY, Museum Gumuk Pasir, Monumen Pers Solo, Museum Sandi, Museum Rumah Garuda, Museum Kars Indonesia, dan Museum Transportasi.
Editor: Henri Salomo Siagian