(VIVAnews/ Muhamad Solihin)
|
VIVAnews – Hampir satu bulan penuh, Polri disibukkan dengan aksi-aksi terorisme. Mulai dari insiden tembak menembak Solo, Jawa Tengah, penemuan bahan peledak di Tambora, Jakarta Barat sampai sampai ledakan bom di Beji, Depok.
Tim Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Mabes Polri sejauh ini berhasil menangkap sejumlah pelaku teror di berbagai tempat. Namun keberadaan dua buron atau Daftar Pencarian Orang (DPO), berinisial A dan S, sampai saat ini masih misterius.
"Kami terus melakukan penyidikan sehingga untuk update dari hari ke hari supaya tidak terlalu menguras energi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, Jakarta, Senin 17 September 2012.
Polri terus mendalami keterangan dari para tersangka yang sudah ditangkap atau menyerahkan diri seperti Bayu Setiono, Yusuf Rizaldi, Muhammad Toriq dan lainnya. Dari sana, polisi sudah mengantongi informasi-informasi yang cukup berharga.
"Informasinya sudah kami miliki tapi belum bisa disampaikan sekarang, semuanya masih dalam proses," terang Agus. Dalam bekerja, Densus 88 membutuhkan waktu. Oleh karenanya, dia meminta masyarakat untuk tidak mendesak-desak mereka dalam menjalankan tugas.
"Karena memang teman-teman kita di penyidik Densus 88 masih memerlukan waktu untuk melakukan penyidikan. Perkembangannya akan kami sampaikan nanti agar lebih lengkap," kata Agus.
Dua nama itu disebut-sebut sebagai calon pengantin atau calon pelaku bom bunuh diri berikutnya. Dua nama itu didapat dari hasil penangkapan kawanan terduga teroris di Solo dan Depok. (ren)