 |
| Demokrat Akan Jadi Idola di 2019 Jika Dipimpin SBY (Foto: Okezone) |
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disinyalir kembali mencalonkan sebagai ketua umum periode selanjutnya di Kongres 2015.
Sebab, sinyal dukungan terhadap SBY untuk kembali menjadi ketua umum terus mengalir dari akar rumput.
Pengurus harian DPP Partai Demokrat, Jefry Riwu Kure mengatakan, sejauh ini hanya SBY yang tepat menjadi ketua umum.
"Saya rasa hanya SBY yang masih tepat untuk memimpin Partai Demokrat. Saya selaku kader juga berharap Pak SBY bisa bersedia bilamana pada kongres nanti diminta kembali untuk memimpin Partai Demokrat, meskipun saat ini Pak SBY disibukkan memimpin organisasi dunia," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/12/2014).
Jefry yang juga anggota DPR RI menilai SBY merupakan sosok yang bisa mempersatukan seluruh kader Partai Demokrat di seluruh daerah, terlebih dirinya juga sudah dikenal masyarakat sebagai sosok yang memiliki kredibilitas dan integritas ketika menjadi Presiden dua periode.
"Saya melihat dua periode, Pak SBY berhasil memimpin bangsa, saya juga yakin pada pemilu 2019 Partai Demokrat akan jadi idola kembali dipimpin SBY. Apalagi dia sudah tidak lagi menjadi kepala negara sehingga punya waktu untuk menjalankan roda partai dengan baik," tuturnya.
Mengenai adanya anggapan tidak ada regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrat, Jefry menepisnya karena memang realita yang terjadi di akar rumput menginginkan SBY kembali menjadi ketua umum. Tentunya, hal ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di beberapa partai politik lainnya.
Misalnya, ada PDIP yang masih mendorong Megawati Soekarnoputri kembali menjadi ketua umum, lalu Prabowo Subianto yang juga didapuk kembali menjadi ketua umum, serta Hanura dengan Wiranto, ditambah PAN dengan adanya sosok Hatta Rajasa. Sehingga dengan dorongan yang terjadi terhadap SBY tentu tidak perlu dipersoalkan karena ini memang keinginan kader Partai Demokrat.
"Bila melihat peta politik lima tahun ke depan. Hanya SBY yang paling kuat bila nama-nama tersebut masih memimpin partai politik lima tahun ke depan," pungkasnya. (fmi)