VIVAnews – Gubernur baru Papua, Lukas Enembe, menilai pemilihan kepada daerah pasti banyak menelan korban jiwa. Korban yang jatuh dalam pilkada, menurutnya, bahkan lebih banyak ketimbang akibat gerakan-gerakan separatis.
Untuk itu Lukas meminta pemerintah merevisi mekanisme penyelenggaraan pilkada di Papua. “Hari ini orang banyak mati itu terjadi di pilkada. Justru di Pilkada Papua yang banyak jatuh korban, bukan separatis, bukan yang lain-lain,” kata Lukas pada Selasa 7 Mei 2013.
Lukas mengatakan, banyak rumah tangga di Papua juga rusak karena perbedaan pilihan dalam pilkada. Hal ini juga disampaikan Lukas kepada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dalam pertemuan di DPR kemarin. Ia meminta khusus Pilkada Papua, pemerintah pusat memberikan pertimbangan tersendiri.
Pimpinan DPR pun mendukung agar mekanisme pilkada di Papua mendapat pengecualian dari daerah lainnya. “Pemilihan langsung untuk Indonesia akan berlangsung, tetapi di Papua, sebaiknya pemilihan di tingkat lokal untuk memilih gubernur dan bupati, lewat DPRD,” kata Priyo.
Usulan Priyo ini disambut baik oleh Gubernur Papua. Priyo pun menyarankan agar Gubernur Papua segera mengirim surat usulan tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Bikin surat ke Presiden, dan kami akan cari jalan keluar. Demokrasi akan tetap demokatis, tapi masalah nyawa kita utamakan. Kalau di tempat tertentu membutuhkan tata aturan pilkada secara tenteram, maka akan lewat DPRD,” ujar dia. (ren)
sumber : vivanews