Habibie Melayat Almarhum Ali Wardhana

Author : Administrator | Tuesday, September 15, 2015 09:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ketiga RI B.J Habibie melayat ke rumah duka Menteri Keuangan era Orde Baru, Ali Wardhana, yang tutup usia pada Senin (14/9/2015) pukul 15.30 WIB. Habibie tiba di rumah duka di Jalan Patra Kuningan XV Nomor 6 Jakarta pukul 09.05 WIB, Selasa (15/9/2015).

Ia tampak mengenakan pakaian serba hitam dan berpeci hitam. Saat Habibie tiba, Wakil Presiden Jusuf Kalla tengah mengikuti shalat jenazah di rumah duka.

Selain Habibie dan Kalla, hadir pula sejumlah pejabat di rumah duka, di antaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, serta Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Ali Wardhana wafat pada usianya yang ke 87 tahun. Selama hidupnya, Ali pernah menjabat menteri keuangan selama 15 tahun (1968-1983). Jenazah Ali akan dimakamkan pada hari ini. Ali Wardhana lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 6 Mei 1928. Ia dikaruniai empat anak. Istri Ali, Rendasih Ali Wardhana binti Sulaeman Sukantabrata atau Renny, meninggal di Jakarta pada 8 September 2000.

Selain menjabat sebagai Menteri Keuangan, Ali juga pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi, Industri, dan Pengawasan Pembangunan (1983-1988). Ia adalah salah satu sosok yang didengar sebagai penasihat ekonomi Soeharto.  Ali pernah meyakinkan Soeharto untuk menutup bea dan cukai pada 1985 dengan alasan biaya tinggi di pelabuhan. Penutupan bea dan cukai diharapkan dapat melancarkan arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Ali, bersama menteri keuangan kala itu, Radius Prawiro, juga pernah melakukan kebijakan mendevaluasi nilai rupiah terhadap dollar AS hingga 45 persen. Nilai tukar rupiah yang kala itu Rp 1.134 melemah menjadi Rp 1.644 per dollar AS.

Belum lama ini, gagasan-gagasan Ali Wardhana yang disunting oleh mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dibukukan dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas. Buku berjudul A Tribute to Ali Wardhana itu berisi 15 pidato di forum Bank Dunia dan IMF, empat makalah yang pernah ditulis, dan pandangan dari 16 kolega Ali. Buku tersebut akan dipamerkan pada Pameran Buku Frankfurt, Jerman, 7-11 Oktober 2015.

Banyak pemikiran Ali Wardhana yang relevan terhadap persoalan ekonomi terkini. Dalam makalah berjudul "Penyesuaian Struktur di Indonesia: Ekspor dan Ekonomi Biaya Tinggi", Ali telah memitigasi sejumlah persoalan di bidang ekspor. Saat itu, dunia mengenal Indonesia sebagai negara yang menikmati keuntungan besar sebagai pengekspor bahan mentah. Namun, Ali telah mengingatkan bahwa hal itu tidak bisa diandalkan karena tidak akan berkelanjutan.

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya diversifikasi ekspor. Sektor dikembangkan dan harus beragam. Paling tidak, yang potensial adalah pertanian dan manufaktur.

Harvested from: nasional.kompas.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: