Hujan Lumpur Setelah Sinabung Erupsi

Author : Administrator | Tuesday, January 28, 2014 10:21 WIB
Seorang warga melintas di areal pertanian warga yang rusak akibat debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung di Desa Suka Nalu, Karo, Sumut, Kamis (16/1/2014). Aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat ditandai dengan munculnya lava pijar dan luncuran awan panas. TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI

 

MEDAN, KOMPAS - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali bererupsi, dengan ketinggian kolom mencapai 4 kilometer dari puncaknya, Senin (27/1/2014) kemarin. Erupsi itu mengakibatkan hujan lumpur di sejumlah desa di bagian barat Gunung Sinabung.

Erupsi terjadi Senin pukul 13.29 dengan luncuran awan panas hingga 4,5 kilometer dari puncak Sinabung. Awan panas itu mengarah ke tenggara dan selatan. Adapun embusan abu vulkanik mengarah ke barat.

Selang 1,5 jam kemudian, terjadi erupsi serupa. Erupsi saat gerimis itu menimbulkan hujan lumpur. Abu vulkanik yang terbang berbaur dengan air.

Hujan lumpur, antara lain, melanda Desa Mardinding dan Desa Suka Tendel di Kecamatan Tiganderket. Ketebalan lumpur di kedua desa itu mencapai 2 sentimeter. ”Hujannya kira-kira satu jam. Jalanan licin. Jika tak hati- hati naik kendaraan, pasti kepeleset,” papar Jefry Bangun (31), warga Desa Mardinding, yang memilih bertahan saat warga lain mengungsi.

Erupsi itu merupakan letusan terbesar dalam sepekan terakhir. Sepekan sebelumnya, kolom erupsi Sinabung hanya setinggi 1,5 km dan luncuran awan panas tak lebih dari 3 km dari puncak.

Terbilang kecil

I Gede Suantika, Pejabat Pelaksana Bidang Penyelidikan dan Pengamatan Gunung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan, erupsi Sinabung Senin itu masih terbilang kecil dibandingkan dengan potensinya. 

Saat ini telah terbentuk kubah lava dan lidah lava dengan volume mencapai 4 juta meter kubik. ”Ini laporan terakhir yang kami dapat. Empat hari lalu, kubah lava dilaporkan baru sampai 2 juta meter kubik,” ujarnya.

Kondisi itu masih disertai penambahan material lava yang mencapai 10 meter kubik per detik. Gempa dalam dan tremor pun masih berlangsung. Berarti, pasokan energi masih terus terjadi.

Gede menjelaskan, bagus jika terjadi erupsi kecil. Sebab, dengan volume kubah lava yang mencapai 4 juta meter kubik, hal itu berpotensi terjadi erupsi besar dengan luncuran awan panas mencapai 7 km. ”Semoga ini tidak terjadi,” katanya.

Sementara, pendataan jumlah mahasiswa pengungsi Sinabung belum rampung. Sejauh ini, baru tercatat 477 mahasiswa dari keluarga pengungsi yang kuliah di luar Kabanjahe. Sebagian dari mereka kembali ke kampung dan ikut mengungsi lantaran tak ada biaya lagi. Jumlah pengungsi saat ini mencapai 29.797 jiwa di 43 tempat pengungsian.

”Kami masih mengumpulkan data. Data sementara sedang diperbarui sebab jumlah pengungsi meningkat,” kata Koordinator Media Center Tim Tanggap Darurat Gunung Sinabung Jhonson Tarigan.

Sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan beasiswa bagi korban Sinabung. (mhf)
Harvested from: http://regional.kompas.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: