VIVAnews – Pemerintah akan menggenjot pengembangan pesawat tanpa awak atau nir awak. Pesawat ini dianggap mendesak dimiliki Indonesia karena banyaknya wilayah di tanah air yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.
Daerah-daerah yang sulit dijangkau itu misalnya terletak di gunung berapi. Padahal, daerah-daerah tersebut kerap perlu didatangi untuk kepentingan penelitian. “Maka sesuai rencana, dalam waktu dekat ini pemerintah akan memproduksi pesawat tanpa awak,” kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di Yogyakarta, Jumat 5 Oktober 2012.
Ia menjelaskan, pembuatan pesawat tanpa awak ini sejalan dengan program pemerintah mengembangkan produksi dan teknologi pesawat tempur, bekerja sama dengan Korea Selatan. “Termasuk juga pengembangan pesawat yang nanti dapat digunakan oleh Polri,” ujar Gusti.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan menjalin kerja sama industri pertahanan, salah satunya dengan memproduksi bersama jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) mulai tahun 2020. Saat ini kedua negara tengah mengerjakan technical development test, sementara prototipe pesawat ditargetkan selesai pada 2013.
Menristek menyatakan, pengembangan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) seperti pesawat dan senjata di Indonesia memang terkesan tertinggal dari negara lain. Menurutnya, hal itu karena perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan di Indonesia, belum diberi kesempatan maksimal untuk membuktikan kemampuannya.
“Tapi setelah Presiden memerintahkan pengembangan alutsista dengan membeli produk dalam negeri, maka sekarang terlihat perkembangannya sangat pesat,” kata Gusti. Buktinya, panser Anoa produksi Indonesia kini dipesan oleh Malaysia.