Kabut Asap, Pesawat Tak Bisa Mendarat di Jambi

Author : Administrator | Tuesday, September 18, 2012 11:44 WIB
Bandara di Jambi diselimuti kabut asap pada pagi hari. (Antara/ Herry Murdy Hermawan)

VIVAnews – Sudah dua hari pesawat terbang tidak bisa mendarat di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi pda pagi hari. Jarak pandang yang hanya 500 meter di bandara itu tidak memungkinkan pesawat untuk melakukan pendaratan.

Jika kemarin pesawat terpaksa kembali ke Jakarta, hari ini pesawat terpaksa mendarat di Pekanbaru, Riau. “Untuk mendarat butuh jarak pandang minimal 2.000 meter, sementara kabut asap masih sangat tebal di pagi hari. Sampai pukul 10.00 WIB saja, jarak pandang belum 2.000 meter,” ujar Alzog, Manajer Operasional Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Selasa 18 September 2012.

Sementara itu Kurnianingsih, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, menyatakan Jambi memang masih ditutupi kabut asap. Sejak pukul 06.00 WIB pagi ini, jarak pandang hanya mencapai 500 meter. Namun kondisi asap ini hanya terjadi dari pagi hingga menjelang siang.

Siang hari nanti diperkirakan pesawat sudah bisa mendarat di Bandara STS Jambi. Kabut asal ini cukup menganggu aktivitas masyarakat Jambi karena sesungguhnya telah ada anggaran Rp3,5 miliar untuk melakukan hujan buatan. Setiap hari, tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Jambi pun menabur garam di atas awan agar terjadi hujan. Namun kabut asap pekat masih terus menyelimuti kota itu.

Djazim Syaifullah, Ketua TMC Jambi, menolak jika timnya dikatakan gagal mengatasi persoalan asap di Jambi. “Bagaimana asap bisa hilang jika pembakaran lahan terus berlanjut. Kondisi ini memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar bisa memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan,” kata dia.

Selama 11 hari ini belakangan, menurut Djazim, proses hujan buatan di Jambi masih berjalan normal. Setidaknya 1 ton garam disebar di atas langit Jambi setiap hari, sehingga ampai saat ini sudah 11 ton garam yang disebarkan.

“Tapi untuk mengatasi asap ini memang perlu kesadaran masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan. Hujan yang sudah kami upayakan terjadi di Jambi, sebetulnya terus terjadi setiap hari namun tidak merata. Daerah yang tidak terkena hujan ini biasanya justru dijadikan sasaran warga untuk membakar lahan,” ujar Djazim.

Harvested from: http://nasional.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: