Jakarta -Keyakinan konsumen Indonesia terhadap situasi ekonomi pada Oktober 2014 turun dibandingkan bulan sebelumnya. Ini tidak lepas dari perkembangan politik yang dinilai kurang kondusif dan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Demikian disebutkan hasil survei keyakinan konsumen yang dirilis ANZ-Roy Morgan. Pada Oktober 2014, indeks keyakinan konsumen tercatat 158,1. Turun 3,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih 9,1 poin lebih baik dibandingkan Oktober 2013.
ANZ Chief Economist South Asia, ASEAN & Pacific, Glenn Maguire mengatakan, manuver-manuver politik yang meresahkan dan kemungkinan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat menjadi pikiran konsumen Indonesia.
"Survei kami dilakukan pada periode di mana pihak Prabowo Subianto dan koalisinya berhasil menduduki posisi-posisi pimpinan di DPR maupun MPR. Di mana harapan berada pada titik terendah untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggalang mayoritas di parlemen agar bisa dapat bekerja sama," sebut Maguire dalam siaran tertulis yang diterima Senin (3/11/2014).
Penurunan keyakinan konsumen, lanjut Maguire, berjalan seiring dengan perkembangan politik. "Namun sebagian mungkin di-offset oleh respons positif terhadap kabinet yang diumumkan," ujarnya.
Selain faktor politik, ANZ-Roy Morgan juga menemukan fakta bahwa keyakinan konsumen menurun akibat rencana kenaikan harga BBM. "Prospek terjadinya kenaikan harga BBM juga mempengaruhi keyakinan. Kenaikan harga ini tentunya akan mempengaruhi secara signifikan," kata Maguire.
Secara historis, tambah Maguire, keyakinan konsumen memang cenderung turun kala ada kenaikan harga BBM. "Kami catat bahwa keyakinan konsumen juga turun cukup tajam pada kurun waktu Juni-Juli 2013, setelah kenaikan harga BBM sebesar 44%. Ini merupakan kenaikan pertama dalam 5 tahun," sebutnya.
Dengan kenaikan harga BBM yang semakin pasti terjadi dalam waktu dekat, demikian Maguire, keyakinan konsumen tentunya akan turun. Ini terlihat dari masyarakat Indonesia yang kurang optimistis mengenai prospek ekonomi secara keseluruhan.
Sebanyak 82,8% (turun 4,5 poin) masyarakat memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami masa yang baik secara finansial selama jangka waktu 12 bulan ke depan. Namun 16% (naik 3,6 poin) memperkirakan ada masa yang buruk secara finansial.
Kemudian 92% masyarakat (turun 2,4 poin) memperkirakan bahwa Indonesia secara keseluruhan akan mengalami masa yang baik secara ekonomi selama 5 tahun ke depan. Namun ada 6,8% (naik 1,6 poin) yang memperkirakan masa yang buruk secara ekonomi. (hds/hds)