Konsorsium Pembangunan Smelter Itu Bagus, Tapi...

Author : Administrator | Wednesday, January 08, 2014 08:21 WIB
Kegiatan pengolahan bijih emas di tambang Martabe.
Kegiatan pengolahan bijih emas di tambang Martabe.

 

VIVAnews - Pengusaha tambang menyambut baik ide pemerintah tentang konsorsium perusahaan tambang kecil untuk membangun smelter atau pabrik pemurnian. Namun, itu dinilai bisa menimbulkan permasalahan.

 
"Itu solusi yang bagus, tetapi pelaksanaannya tidak mudah," kata salah satu pengurus Asosiasi Nikel Indonesia, I. D. Susantyo, kepada VIVAnews dalam acara Forum Diskusi 'Pelarangan Ekspor Mineral Mentah' di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa 7 Januari 2014.
 
Susantyo mengatakan bahwa konsorsium ini bisa menimbulkan konflik internal. Misalnya, dalam patungan tersebut ada sepuluh perusahaan tambang dan masing-masing pertambangan bisa memproduksi 5 ton barang tambang. Lalu, mereka membangun smelter yang berkapasitas 20 ribu ton per hari.
 
"Ada sepuluh orang dikali lima, yaitu 50 (ribu ton), sedangkan smelternya cuma bisa 20. Siapa yang mau dikurangi? Youpasti bilang, saya tidak mau karena sudah investasi," kata dia.
 
Kemudian, dia menambahkan, di bagian produksi tambang akan ada permasalahan lagi. Misalnya, sewa alat berat sepertidump truck dan buldozer. Perusahaan penyewaan alat itu tentunya mematok beberapa waktu kepada perusahaan tambang.
 
"Itu hitungan sewa per jam. Seluruh sewa melibatkan 300 orang. Misalnya digunakan untuk produksi 700-900 ribu ton. Setelah habis, tutup. Tentunya, sepuluh perusahaan tadi tidak bisa berhenti produksi (dan perlu alat berat). Tetapi, alat itu tidak bisa digilir. Misalnya, you kasih sewa ke saya, lalu setelah itu saya sewakan ke orang lain. Pasti you tidak mau," kata dia.
 
Seperti diketahui, penerapan UU Minerba No. 4 Tahun 2009 tentang Pemurnian dan Pengolahan Bahan Tambang (smelter) direncanakan akan berlaku pada 12 Januari 2014. Selain itu, pemerintah mengatakan akan melarang ekspor barang tambang mentah kepada perusahaan yang tidak membangun smelter.
 
Tentunya, pembangunan pabrik pemurnian mineral memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebab itu, pemerintah mengimbau perusahaan tambang yang berskala kecil untuk bergabung dengan pertambangan lainnya demi membangun smelter.
 
"Bagi perusahaan yang masih di bawah batas ekonomis pengolahan biji, mereka dapat berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lain untuk menggabungkan hasil produksi sehingga pembangunan smelter dapat lebih ekonomis," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, beberapa waktu lalu. (eh)
Harvested from: http://bisnis.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: