Seorang polisi pasang garis polisi (ilustrasi) (VIVAnews/ Muhamad Solihin)
|
Sumatera Utara - Kepala Kepolisian Sektor Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Ajun Komisaris Andar Siahaan tewas mengenaskan diamuk oleh warga Desa Buntu Bayu Pane, Kabupaten Simalungun, Sumatera utara (Sumut) Rabu malam, 27 Maret 2013 sekitar pukul 21.30 Wib. Kini jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematang Siantar untuk diautopsi.
Berdasarkan penuturan salah seorang warga Dusun Merek Raya Huta, tempat Andar menghembuskan nafas terakhirnya, kejadian bermula ketika korban bersama tiga orang anggotanya melakukan penggerebekan langsung juru tulis judi togel di daerah itu. Sekitar pukul 20.00 WIB, korban dan annggota tiba di rumah target yang belum diketahui identitasnya tersebut dengan menggendarai mobil kijang BK 1074 FN. Dengan mudah target berhasil dibekuk dan diboyong
Melihat suaminya tertangkap, sang istri pun spontan meneriaki polisi sebagai maling. Teriakan itu memancing warga beramai-ramai keluar dari rumahnya dan mendekati korban. Mereka merasa tidak senang rekannya ditangkap, mereka mendesak agar polisi agar membebaskannya.
Melihat amarah warga yang mulai naik, korban menuruti permintaan untuk melepas tangkapannya, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Kemudian meninggalkan lokasi mengarah arah keluar desa.
"Kami sudah menangkapnya, tapi karena warga marah maka kami lepaskan dan pulang meninggalkan lokasi," kata Brigadir Satu Leo, salah satu petugas yang ikut dalam penangkapan itu.
Namun rupanya tak cukup sampai situ saja, warga malah marah dan mengejar mobil korban yang meninggalkan lokasi. Tepat di jalan masuk ke desa, beberapa warga sudah menghadang mobil korban dengan gerobak lembu menghalangi laju mobil.
Andar sempat turun dari mobilnya meminta agar warga menggeser gerobak yang menghalangi jalan. Namun, dari arah belakang terlihat puluhan warga yang mengejar semakin mendekat. Leo mengatakan, salah seorang temannya sempat berusaha menarik tangan korban mengajaknya lari menghindari amukan warga. Namun Andar yang sebenarnya bersenjata memilih untuk mendiskusikan hal tersebut dengan warga.
"Kami lihat warga marah dan menyerang, kami sempat ajak dia lari untuk menyelamatkan diri, tapi Pak Andar ingin diskusi menyelesaikannya agar tidak terjadi aksi anarki," tutur Leo.
Dan nahas bagi Andar, warga beramai-ramai memukulinya hingga tewas bersimbah darah. Mobilnya dirusak dan mayatnya dibiarkan tergeletak di pinggir jalan masuk desa. Jasadnya baru dievakuasi oleh pihak kepolisian yang langsung turun ke TKP saat sekitar pukul 22.00 WIB.
Hingga saat ini, pihak kepolisian sudah memboyong sejumlah warga dusun ke Mapolres untuk dimintai keterangan guna penyelidikan penganiayaan yang menghilangkan nyawa Pak Kapolsek itu. Kepolisian berharap agar semua pihak tetap tenang dan tidak terprovokasi demi menjaga keamanan desa.