(VIVAnews/DarmawanDarmawan (Depok))
|
VIVAnews – Front Pembela Islam (FPI) Depok membantu aparat Polresta Depok memediasi upaya dialog antara ratusan pedagang ITC Depok dengan PT WRS selaku manajemen ITC.
Saat ini ratusan pedagang di ITC Depok, Jawa Barat, bersiap melakukan aksi perlawanan menyusul berhembusnya isu pengosongan paksa yang akan dilakukan oleh sekelompok preman. Isu ini dipicu kenaikan biaya sewa lapak dan kios sebesar 20 persen dari harga awal per bulan yang rata-rata Rp4 juta.
Para pedagang merasa keberatan dengan kenaikan biaya sewa itu, namun manajemen ITC bersikeras menerapkan harga sewa baru itu. Akibatnya, kondisi lantai dasar pusat perbelanjaan di Depok itu kini tampak tegang. Hampir seluruh pedagang menutup kios dan tokonya lebih awal.
“Harga sewa tergantung besarnya kios atau lapak. Ada yang Rp15 juta sampai Rp4 juta. Sekarang mau dinaikkan 20 persen, padahal ada kontrak sampai Januari ini. Tapi pihak ITC melalui PT WRS tidak mau kompromi. Ada rencana pengosongan paksa, maka kami akan bertahan sampai titik darah penghabisan,” kata Aryos, salah satu pedagang, di ITC Depok, Rabu 2 Januari 2013.
Menurut Aryos, sekitar 300 kios berpotensi merugi apabila manajemen ITC memaksakan biaya sewa baru. Ketua FPI Depok, Habib Idrus Al Gadri, akhirnya mengajak pedagang dan manajemen berdialog untuk meredakan ketegangan itu. Namun hingga kini negosiasi belum berakhir. (eh)