Mirrors - Justin Timberlake (Boyce Avenue feat. Fifth Harmony cover) on iTunes & Spotify

Author : Administrator | Thursday, January 22, 2015 10:09 WIB
Seorang anggota pemberontak Syiah mengarahkan senapan mesinnya ke ibu kota Sanaa dari atas sebuah bukit. Pemberontak dikabarkan telah menguasai istana presiden dan menyerang kediaman resmi Presiden Abdurabuh Mansur Hadi, Selasa (20/1/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Yaman untuk waspada, berhati-hati, dan menjalin komunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Sana’a, Yaman. Seruan ini disampaikan menyusul aksi pemberontak Syiah yang menguasai Istana Kepresidenan Yaman dan menyerang kediaman resmi Presiden Yaman, Abdurabuh Mansur Hadi.

“Pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dan memantau dari dekat kondisi di Yaman melalui KBRI Sana’a. Warga Indonesia telah dihimbau untuk terus waspada dan berhati-hati serta selalu menjalin komunikasi dengan KBRI Sana’a serta sesama warga Indonesia lainnya,” tulis Kementerian Luar Negeri dalam siaran pers yang diterima wartawan, Kamis (22/1/2015).

Pemerintah Indonesia menyatakan prihatin melihat perkembangan situasi yang terjadi di Sana’a, Yaman, setelah kelompok Syiah Al-Houthi tersebut menyerang dan menguasai Istana Kepresidenan Yaman pada 20 Januari lalu. Serangan ini menimbulkan ketegangan baru sejak kesepakatan antara pemerintah Yaman dan kelompok Syiah pemberontak itu terbentuk pada September 2014. Pemerintah Indonesia juga berharap pihak-pihak yang bertikai di Yaman bisa saling menahan diri.

“Dan memperhatikan keselamatan serta mengutamakan seluruh warga sipil di Yaman, khususnya di Ibu Kota Sana’a,” tulis siaran pers Kemenlu.

Sebelumnya Menteri Informasi Yaman Nadia Sakkaf mengatakan bahwa pemberontak menyerang kediaman resmi Mansur Hadi di wilayah barat Sanaa, setelah sejumlah saksi mata melaporkan terjadinya baku tembak di kawasan itu. Presiden Mansur Hadi sebelumnya dikabarkan berada di dalam kediamannya dan tengah menggelar pertemuan dengan para penasihat dan pejabat keamanan negeri itu.

Seorang sumber militer mengatakan bahwa anggota milisi Syiah sudah menduduki istana presiden di wilayah selatan Sanaa dan mulai menjarah gudang-gudang senjata. Pemimpin pemberontak Abdul Malik al-Huthi memperingatkan bahwa pihaknya memiliki banyak pilihan untuk melawan Presiden Mansur Hadi yang dianggap sebagai pendukung pemecahbelahan negeri itu.

Al-Huthi menambahkan, pasukannya siap untuk menghadapi langkah apapun yang akan diambil Dewan Keamanan PBB. Di New York, Dewan Keamanan sudah menggelar rapat darurat untuk memutuskan langkah terbaik dalam menyikapi perkembangan di Yaman.

Beberapa waktu belakangan, kekerasan terus meningkat di ibu kota Sanaa, sehingga menambah kekhawatiran Mansur Hari, salah seorang sekutu utama AS dalam memerangi Al-Qaeda, akan jatuh dan menyeret negeri itu ke dalam kekacauan yang lebih parah.

Harvested from: http://nasional.kompas.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: