Negara Kewalahan Atasi Asap

Author : Administrator | Friday, September 25, 2015 10:03 WIB
PEMERINTAH sepertinya kewalahan mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hingga kemarin, asap masih melingkupi Sumatra dan Kalimantan bahkan hingga ke negara tetangga. Asap telah mengganggu kehidupan bermasyarakat, menyebabkan kualitas udara di sejumlah daerah memburuk, meningkatkan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), membuat beberapa penerbangan ditunda, dan mengganggu masyarakat yang sedang menjalankan salat Idul Adha.

Dalam lawatannya ke Kalimantan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi bencana asap, seperti melalui pengeboman air dengan helikopter dan penaburan garam di awan agar bisa mendatangkan hujan.

Menurut Jokowi, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan 17 helikopter pengebom air untuk memadamkan karhutla di enam provinsi, meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan, Jambi, dan Riau. Selain itu, sudah 200 ton garam disemai dalam upaya hujan buatan.

"Untuk mendatangkan hujan buatan itu tergantung awan. Di Kalimantan, tidak ditemukan awan," kata Jokowi saat menyerahkan sapi kurban di Masjid Agung Al Karomah Martapura, di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, kemarin. 

Di hadapan masyarakat, Presiden juga mengajak semua pihak untuk tidak membakar apa pun agar tidak menambah bencana asap. Dari Kalsel, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan melalui darat ke Kalteng. Ia bahkan mengadakan rapat di tengah hutan Desa Sakakajang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, yang sebagian masih terbakar. Dalam rapat itu Jokowi membahas rencana pembuatan kanal untuk mengatasi kebakaran hutan gambut seluas 1.900 hektare di Pulang Pisau.

"Saya perintahkan BNPB dan Menhut untuk buat kanal secepatnya," kata Presiden di tengah prajurit TNI dan Polri yang sedang memadamkan api.

Presiden didampingi Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Ketua BNPB Willem Rampangilei, Pejabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo, dan Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo.

Sehari sebelumnya, di Kalsel, Presiden menyebut kerugian negara akibat karhutla serta kabut asap mencapai triliunan rupiah. Blusukan Jokowi di Kalimantan untuk mengatasi asap itu membuat perjalanannya ke Jambi dan Sinabung, Sumatra Utara, ditunda. Selain karena padatnya acara Presiden, pekatnya kabut asap di Bandara Sultan Thaha Kota Jambi membuat pesawat yang membawa Presiden tidak bisa mendarat.

Di sisi lain, dari Singapura dilaporkan, kualitas udara di negeri itu berdasarkan data pollutant standards index (PSI) memasuki status sangat tidak sehat, yakni di kisaran 196-239 sejak Rabu (23/9) malam. National Environment Agency (NEA) memprediksi kondisi itu bisa lebih buruk jika angin berhembus dari selatan ke tenggara atau dari selatan ke barat daya.

Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian LHK Eka W Soegiri mengatakan untuk saat ini Indonesia belum memerlukan bantuan luar negeri dalam penanganan karhutla. 
Dari Bandara H AS Hanandjoeddin Tanjungpandan, Belitung, dilaporkan, sejumlah penerbangan kembali terganggu karena asap.

Hal yang sama dialami Bandara Supadio Pontianak. Sejumlah maskapai tidak berani memberangkatkan pesawat mereka karena jarak pandang hanya mencapai 200-300 meter. (Tim/Ant/Media/X-8)
Harvested from: http://www.mediaindonesia.com/mipagi/read/15713/Negara-Kewalahan-Atasi-Asap/2015/09/25
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: