MALANG - Aturan pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 diwarnai sejumlah perubahan. Salah satunya adalah rencana untuk merealisasikan integrasi antara nilai Ujian Nasional (UN) dengan SNMPTN.
Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Suparno menuturkan, skor UN yang selama ini diperhitungkan sebatas lulus atau tidak, akan mulai dimanfaatkan untuk pembobotan masuk PTN.
“Skor hasil UN akan berkontribusi pada lolos tidaknya peserta tes SNMPTN, karena rencananya nilai UN akan dibobot dan digabung dengan hasil tes SNMPTN,” ungkap Suparno.
Hanya saja, lanjutnya, belum dipastikan berapa prosentase pembobotannya. Sehingga hasil kerja keras siswa di SMA sederajat tidak sia-sia karena akan menjadi poin masuk PTN.
”Menurut pendapat saya besarnya poin tersebut akan sangat tergantung dari kredibilitas penyelengaraan UN di daerah. Semakin kredibel maka sangat mungkin diberi bobot tinggi. Begitu juga sebaliknya jika kredibilitas rendah,” ujarnya.
Selain itu, hal baru lainnya adalah khusus pendaftar lulusan SMK akan ada pembatasan program studi (prodi) yang dimasuki, sehingga tidak semua prodi bisa dipilih saat mendaftar SNMPTN.
Sementara pada pelaksanaan tes tulis seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), ada perampingan jumlah mata ujian atau tes yang berdampak pada hari pelaksanaan.
Mata ujian atau tes bidang studi dasar dan bidang studi potensi akademik akan disatukan, akibatnya ujian masuk hanya satu hari. Sementara tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan dua hari.
Sementara itu, rilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menegaskan SNMPTN 2014 tidak dipungut biaya, seperti halnya tahun 2013. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah ingin memfasilitasi agar para lulusan SMA/SMK mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan membuka kesempatan yang sama dalam proses pendaftaran masuk PTN.
"Urusan diterima dan tidak diterima itu ada aspek yang lain. Paling tidak kita harus membuka kesempatan yang sama. Prinsip kesamaan dalam kesempatan yang sama yang harus kita pegang," tegasnya saat peluncuran SNMPTN 2014 di Hotel Grand Preanger, Bandung, Jawa Barat, (11/12).
Mendikbud mengatakan, setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK mencapai 2 juta orang. Untuk para lulusan itu, pemerintah akan menanggung semua pembiayaan yang terkait dengan pendaftaran PTN melalui jalur SNMPTN. "Kaya miskin semua sama. Punya kesempatan yang sama," katanya.
SNMPTN merupakan seleksi non-tertulis dalam pola penerimaan mahasiswa baru PTN. Seleksi dilakukan berdasarkan prestasi akademik siswa berupa nilai rapor, hasil UN dan prestasi lain. Data-data yang diperlukan dalam pendaftaran SNMPTN dimasukkan sekolah secara online melalui Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
PDSS merupakan basis data yang berisikan rekam jejak sekolah dan prestasi akademik siswanya. SNMPTN 2014 akan diikuti siswa lulusan SMA/SMK yang berasal dari 14-ribu sekolah di seluruh tanah air. Mereka akan bersaing memperebutkan kursi di 63 PTN dengan total daya tampung sebesar 150-ribu.
Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso mengatakan, jumlah tersebut masih akan ditambah lagi dengan kuota Bidikmisi sebesar 60-ribu. Sehingga total daya tampung untuk di PTN sekitar 210-ribu. Tahun 2014, SNMPTN memiliki kuota minimal 50% dari total kuota daya tampung setiap PTN atau program studi.
Sama seperti tahun sebelumnya, SNMPTN 2014 juga memberikan kesempatan khusus kepada calon mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu melalui Program Bidikmisi, serta calon mahasiswa dari daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal).
Jadwal SNMPTN 2014 dimulai dengan pengisian PDSS pada 6 Januari-6 Maret 2014. Kemudian pendaftaran dibuka pada 17 Februari hingga 31 Maret 2014. Usai pendaftaran, proses seleksi dilakukan pada 1 April sampai 26 Mei 2014.
Lalu pengumuman kelulusan bisa dilihat pada tanggal 27 Mei 2014. Setelah itu, calon mahasiswa yang dinyatakan lulus harus melakukan pendaftaran ulang pada tanggal 17 Juni 2014 di PTN masing-masing. (oci/han)