Pencarian Korban Teradang Awan Panas

Author : Administrator | Monday, February 03, 2014 08:57 WIB
KORAN JAKARTA

 

KABANJAHE — Tim SAR (search and rescue) yang diterjunkan mencari korban awan panas di Desa Sukameriah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara, terpaksa menghentikan sementara pencarian mereka karena gangguan awan panas, Minggu (2/2). 

Salah seorang relawan, Fahmi, 34 tahun, di Kabanjahe, menjelaskan situasi tempat terjadinya bencana sangat berbahaya dan mencekam. Saat proses evakuasi, masih terjadi dua kali luncuran awan panas akibat erupsi Gunung Sinabung.

Tim SAR yang terdiri dari Satgas BNPB, TNI- AD, Polri, Tagana, dan sejumlah relawan, menurut dia, sempat lari ketika terjadinya awan panas secara tiba-tiba.

"Semburan awan panas itu diiringi suara gemuruh dan angin kencang yang berasal dari puncak Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung, atau sekitar 3 km dari kawah gunung berapi tersebut," ucap Fahmi di Kabanjahe, Sumatra Utara, Minggu (2/2).

Dia mengatakan saat pencarian para korban tersebut, Tim SAR hanya diberikan waktu selama 10 hingga 20 menit di lokasi kejadian karena intensitas erupsi Gunung Sinabung masih tinggi dan mengeluarkan awan panas.

Pencarian warga korban awan panas di Desa Sukameriah atau sekitar 15 km dari Kota Kabanjahe, kata Fahmi, hanya dilakukan dua kali. Setelah itu langsung dihentikan karena cuaca tidak mendukung serta kabut tebal. Diduga masih ada yang belum ditemukan.

Sementara itu, Komandan Satgas Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, Letkol Aseo Sukarna, menambahkan jumlah korban yang tewas akibat awan panas Gunung Sinabung hingga Minggu mencapai 15 orang.

Jumlah korban dikhawatirkan bisa lebih banyak lagi. Tim SAR terus melakukan penyisiran area. Pusat penyisiran dilakukan di Desa Sukameriah dan Desa Guru Kinayan, Karo, Sumatra Utara. 

"Kondisi di kedua desa yang berdebu tebal membuat jarak pandang amat minim sehingga menyulitkan tim SAR. Saat ini, tim SAR gabungan bahkan terpaksa menghentikan pencarian korban karena meningkatnya aktivitas Sinabung," tegas Letkol Aseo Sukarna.

Dalam penyisiran itu, 170 personel gabungan dikerahkan ke sejumlah wilayah yang tersapu awan panas Sinabung. Sebelumnya, kelima belas korban tewas ditemukan di Desa Sukameriah yang berjarak 3 kilometer dari puncak gunung.
Gunung Sinabung, hingga kini, masih mengalami erupsi meskipun terus berkurang. Namun, penurunan aktivitas Sinabung itu tak berbanding lurus dengan jumlah pengungsi yang justru terus bertambah.

"Pengungsi saat ini tercatat 30.117 jiwa atau sekitar 9.388 keluarga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta.

Para pengungsi itu berasal dari 34 desa yang terletak di dekat Gunung Sinabung. Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), penduduk di 16 desa dan 2 dusun masih harus mengungsi karena tempat tinggal mereka berada dalam radius 3–5 kilometer dari puncak gunung. Status gunung pun masih kategori awas.

BNPB belum bisa memastikan kapan aktivitas Gunung Sinabung akan berhenti.

"Belum bisa dipastikan sampai kapan, tapi kalau melihat tren dari gunungnya, perkiraan akhir Februari atau awal Maret. Pastinya tanggal berapa belum bisa kami pastikan," ujar Sutopo. ags/ant/P-4

Harvested from: http://koran-jakarta.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: