Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar. |
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyayangkan keterlibatan anak-anak dalam video yang diunggah terduga kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam video tersebut, anak-anak itu terlihat latihan menembak dengan senjata laras pendek dan laras panjang, serta membakar paspor.
"Kami sangat menyesalkan ada pelibatan anak-anak dalam tayangan-tayangan itu. Karena itu tidak pantas dan tidak patut dicontoh generasi Indonesia," ujar Boy di Mabes Polri, Rabu (18/5/2016).
Menurut Boy, dampak beredarnya video ini besar. Sebab, video itu bisa saja menginspirasi anak-anak lain yang menontonnya.
Polri mengimbau masyarakat untuk mengajak generasi muda untuk melakukan hal-hal yang tidak bertentangan dengan hukum.
"Sehingga tidak banyak anak-anak generasi yang masih remaja ikut larut dalam berbagai hal-hal yang bernuansa melanggar hukum, mulai dari terorisme, tawuran, narkoba, kekerasan seksual, mabok-mabokan, dan sebagainya," kata Boy.
Boy menganggap video itu sebagai propaganda untuk menyebarluarkan paham mereka dan menimbulkan ketakutan.
Masyarakat pun diminta cerdas memilah informasi sehingga tidak tergiring dengan apa yang ditayangkan oleh kelompok ISIS tersebut.
Boy memastikan akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir situs tersebut.
"Kami punya response team yang berkaitan dengan masalah pornografi dan radikalisme. Apabila ada hal yang tidak menguntungkan masyarakat, dimungkinkan akan dilakukan blokir," kata Boy.
Sebuah video yang diduga diunggah kelompok ISIS menayangkan puluhan bocah mengenakan baju loreng tentara yang membakar paspor.
Di pertengahan video, pria dewasa bernama Abu Thalha Malizi, dikelilingi puluhan anak, berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan aksen Melayu.
Ia tampak memegang paspor Malaysia berwarna merah. Sementara anak-anak di sekelilingnya juga menunjukkan paspor yang rata-rata berwarna hijau, yakni paspor Indonesia.
Entah ditujukan kepada siapa, pria tersebut menyampaikan bahwa mereka akan melepas kewargaan Indonesia dan Malaysia dan berbaiat kepada ISIS.
"Kami akan membakar paspor-paspor ini sebagai tanda pembebasan diri kami kepada kamu, wahai pemimpin-pemimpinthaghut (zalim), wahai kerajaan-kerajaan thaghut," ujar pria tersebut.
Tak hanya itu, ada juga ancaman yang dia lontarkan.
"Bahwasanya kami akan datang kepada kamu dengan bala tentara yang kamu tidak akan mampu mengalahkan," kata dia.
Penulis | : Ambaranie Nadia Kemala Movanita |
Editor |
: Bayu Galih |