 |
Yogyakarta, - Menjelang bulan Ramadan, warga kampung Sosrowijayan kawasan Malioboro Yogyakarta membuat ribuan apem secara masal di sepanjang jalan Sosrowijayan, kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta, Sabtu (6/6/2015).
Ratusan warga se-kelurahan Sosromenduren berjajar di sepanjang jalan untuk membuat Apem. Apem merupakan tradisional yang terbuat dari tepung beras, gula, santan dan tape. Setelah itu, apem ditata dengan ketan dan kolak sehingga menjadi ketan, kolak, apem. Tradisi Apeman ini dilakukan sebagai simbol untuk mengirim doa kepada para leluhur menjelang bulan Ramadan.
Ketua pengelola pariwisata kelurahan Sosromenduran, Ipung Purwandari mengatakan, tradisi apeman ini digelar menjelang bulan Ramadan sebagai simbol mengirim doa untuk para leluhur. Sementara ketan sebagai simbol perekat untuk masyarakat. Apem, ketan, kolak nantinya pada sore harinya akan dikirab keliling kampung dalam bentuk gunungan. Ribuan apem yang dibuat warga ini juga dinilai dari sisi rasa, bentuk dan penataanya.
"Ada 70 kelompok warga terdiri dari ratusan warga ibu-ibu yang membuat apem. Apem-apem buatan warga ini juga bisa dicicipi oleh wisatawan atau pengunjung yang datang. Dan sore harinya akan dikirab," kata Ipung Purwandari di jalan Sosrowijayan Yogyakarta.
Salah satu warga peserta pembuatan apem, Yohana Sri Rahayu (45) mengatakan, membuat apem itu gampang-gampang susah karena adonan harus pas. Ia sangat mendukung kegiatan Apeman ini karena untuk melestarikan tradisi. Baginya yang paling penting adalah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.