Sekolah Belum Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Kokurikuler Dinilai Tak Tepat

Author : Administrator | Friday, August 12, 2016 08:53 WIB
Siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Menteng, Jakarta Pusat saat hari pertama masuk sekolah, Senin (18/7/2016).

 

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan, gagasan kokurikuler yang dilontarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bukanlah gagasan yang tepat untuk siswa.

Menurut dia, aktivitas siswa di sekolah seharian tak menjamin kegiatan belajar-mengajar berjalan efektif. Sebab, sekolah belum tentu bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa.

"Banyak siswa justru merasa sekolah bukan tempat yang aman dan nyaman. Misalnya maraknya kekerasan yang terjadi di sekolah," kata Retno dalam pesan singkat, Jumat (12/8/2016).

Menurut Retno, sebagian besar siswa beranggapan sekolah bukan sebagai taman yang menyenangkan, melainkan seperti sebuah penjara. Hal itu terkait dengan metode sekolah dalam mendisiplinkan siswa.

"Karena sekolah kerap mendisiplinkan siswa dengan cara-cara yang tidak partisipatif, banyak mengatur dan menghukum," ucap Retno.

Retno menuturkan, pembuatan kebijakan pendidikan harus perhitungkan hak siswa, kebutuhan siswa, dan kepentingan siswa.

Ia menilai kebijakan pendidikan yang melanggar hak-hak siswa akan membuat siswa semakin tertekan.

"Biarkan anak-anak menikmati masa kanak-kanak dan remaja dengan bahagia, tidak terbebani," ujar Retno.

Gagasan kokurikuler yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuai polemik di masyarakat.

Berbagai pihak dari mempertanyakan penerapan kokurikuler. Masyarakat bahkan membuat petisi dalam jaringan berjudul "Tolak Pendidikan "Full Day"/SehariPenuh di Indonesia".

Namun demikian, Muhadjir mengatakan wacana kokurikuler tetap berjalan. Menurut Muhadjir, penerapan kokurikuler akan terus dikaji dan disiapkan teknis pelaksanaannya.

"Full day (sehari penuh) jalan. Teknisnya belum, tetapi insya Allah jalan," kata Mendikbud seusai berkunjung ke SMK Muhammadiyah Imogiri Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (10/8/2016).

Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Muhadjir mengaku tidak bermasalah jika program kokurikuler batal diterapkan. Muhadjir mengatakan akan mencari program lain yang lebih tepat untuk masyarakat.

"Kalau tidak (diterapkan) ya enggak apa-apa, kami tarik (programnya) saya coba cari pendekatan lain," ujar Muhadjir di bilangan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016).

 


Harvested from: http://nasional.kompas.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: