|
Foto: Okezone |
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso untuk menduduki posisi tersebut.
Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara telah dan akan terus berubah secara dinamis. Teknologi faktor penting dari perubahan itu.
Perang pun sekarang sudah banyak berubah, tidak melulu perang secara militer, namun juga perang nonmiliter yang targetnya bukan lagi fisik tapi ketahanan suatu negara dalam aspek lain meliputi ekonomi, politik, budaya, pangan, dan seterusnya.
"Otomatis hal-hal yang dapat dijadikan sebagai ancaman negara juga berubah. Kepala BIN yang baru nanti kita harapkan mampu menjawab tantangan zaman ini," ujar Sukamta dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Kamis (11/6/2015).
Politisi Partai Keadilan Sejehtera (PKS) menjelaskan bahwa menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, definisi intelijen adalah pengetahuan, organisasi dan kekegiatanan yang terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan dan penanggulangan setiap ancaman terhadap kemanan nasional.
"Terlebih lagi sasaran bidang intelijen adalah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan hukum," katanya.
Sukamta menambahkan, tugas Sutiyoso sebagai Kepala BIN akan berat ke depan karena harus melaksanakan fungsi Koordinasi Intelijen Negara (KIN) yang meliputi intelijen TNI, POLRI, kejaksaan dan kementerian/lembaga pemerintah dan nonkementerian.
Seperti, tantangan Indonesia lima tahun ke depan yang meliputi bidang hankam, politik, ekonomi dan sosial cukup menantang. Di bidang pertahanan dan kemanan seperti potensi konflik laut Tiongkok Selatan, potensi kejahatan trans nasional, potensi ancaman terorisme, tantangan perang cyber.
Sedangkan bidang politik Indonesia juga sangat dinamis karena adanya konsolidasi demokrasi untuk terus mencari bentuk pemerintahan yang ideal. Dibidang ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan pada tahun 2015 mencapai 7 persen dengan GDP perkapita USD6.950 dan angka kemiskinan 4-5 persen.
Sedangkan di bidang sosial adanya bonus demografi harus dikelola dengan baik, jika tidak akan menimbulkan konflik sosial.
"Dengan itu mudah-mudahan Pak Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN dapat memenuhi kebutuhan zaman ini," pungkasnya.
(sus)