Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARA/Andika Wahyu) |
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, tidak ada sistem atau tatanan yang sempurna, sehingga koreksi secara berkesinambungan diperlukan untuk mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur.
"Sistem dan tatanan sempurna adalah ilusi. Kita perlu menginsyafi bahwa yang abadi adalah koreksi terus-menerus dan perbaikan berkelanjutan," kata Presiden dalam tweetnya di akun twitter @SBYudhoyono di Jakarta, Jumat.
Ia menorehkan,"Kita bersyukur, bangsa ini terus bergerak ke depan. Melakukan perubahan dan pembaruan. Tidak terhenti dan patah di tengah jalan."
Dalam tweet lainnya, Presiden juga mengajak semua kalangan untuk menjaga lingkungan masing-masing dan mencegah pelanggaran hukum.
"Sempurnakan puasa kita dengan ikut jaga lingkungan masyarakat agar aman dan kondusif. Jangan rusak dengan langgar hukum," kata Presiden.
Sebelumnya dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan media massa dan wartawan di Istana Negara Jakarta pertengahan pekan ini, Presiden mengatakan memasuki 15 tahun proses reformasi, semua kalangan hendaknya melakukan perenungan dan evaluasi apa yang sudah dicapai dan apa yang belum dicapai.
Dengan demikian, Presiden Yudhoyono menambahkan, perbaikan sedikit demi sedikit atas masalah yang ada bisa dilakukan, tidak perlu menunggu koreksi besar, seperti pada 1966 dan 1998.