Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2/2014) |
Kualitas udara di siak dan perawang masih buruk.
VIVAnews - Provinsi Riau masih belum bebas dari masalah kebakaran lahan dan kabut asap. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik api muncul lagi di sana, sejak Selasa 18 Maret 2014.
Berdasarkan data dari satelit pemantau cuaca dan panas bumi NOAA, Selasa 18 Maret 2014 pukul 19.00 WIB, ada 8 titik api, yakni: Bengkalis (1), Dumai (2), Indragiri Hilir (2), Indragiri Hulu (1), Pelalawan (1), dan Rokan Hilir (1). "Hotspot Terra/Aqua (MODIS) ada 18 titik, yakni Bengkalis 8, Dumai 4, Inhu 1, Meranti 1, Pelalawan 4," jelas Sutopo dalam keterangannya.
Sementara itu, jarak pandang di Pekanbaru semakin membaik, yakni 7 kilometer (km). Sementara jarak pandang di daerah lainnya adalah Pelalawan (5 km), Rengat (8 km), Dumai (10 km). "Kualitas udara sudah membaik di semua lokasi kecuali Siak dan Perawang dalam status sangat tidak sehat," jelas dia.
Sutopo juga menjabarkan nilai ISPU Selasa kemarin per jam 13 hingga 15, yaitu Panam (45 psi), Pekanbaru (53 psi), Siak (221 psi), Perawang (-), Kandis (85 psi), Siak (221 psi), Rumbai (84 psi), Minas (62 psi), Duri camp (48 psi), Duri field (81 psi), Dumai (92 psi), Bangko (83 psi), dan Libo (72 psi).
Petugas masih melakukan pemadaman api di sejumlah titik dengan bom air dan penyiraman melalui darat. "Total pemadaman 172 titik (19.642 hektare)," kata dia.
Dalam kasus ini, petugas bekerjasama dengan kepolisian setempat menangkap tersangka yang terlibat illegal logging di Cagar Biosfer. "Tim juga menindaklanjuti laporan dari Riau pos Selasa pagi di Teluk Meranti, menangkap 5 tersangka dan menyita 6 eskavator," jelasnya. (umi)