Antara PAUD dan TPA

Author : Aries Musnandar | Thursday, August 28, 2014 11:19 WIB

http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4880%3Apaud-atau-tpa-mana-lebih-baik&catid=35%3Aartikel&Itemid=210

Otoritas pendidikan formal di Indonesia dalam beberapa dekade ini muldai menyadari akan pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD). Istilah PAUD ini tidak dipungkiri dipengaruhi dari istilah Early Childhood Education yang pelaksanaannya di negara-negara maju telah beralngsung cukup lama dan amat terperhatikan. Pendekatan PAUD dengan demikian tidak bisa dinafikan banyak mengadopsi dan mengambil konsep-konsep PAUD mereka terutama di negara Barat. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang diterapkan di Barat sertamerta menjadi trendi atau mode di Indonesia. Kita kerap mendengar pendidikan Montessori yang digunakan Barat dalam menumbuhkembangkan potensi anak-anak usia dini yang konsep-konsep Montessori tersebut juga turut memengaruhi pendidikan di dunia Islam termasuk Indonesia.

Dalam dekade belakangan ini PAUD menjadi perhatian besar untuk digalakkan pemerintah karena memang usia-usia emas terdapat pada rentang usia PAUD tersebut, sehingga diharapkan anak-anak didik akan dapat dibentuk kepribadiannya sesuai yang diinginkan. Eforia PAUD belakangan menenggelamkan istilah TPA (Taman Pendidikan al Quran) yang sudah lama akrab dikalangan orang tua Muslim. Mereka biasanya tertarik memasukkan anak BALITA nya mengikuti pendidikan TPA. Dengan adanya pemasyarakatan program PAUD ini diperkirakan menyaingi keberadaan TPA yang pada gilirannya bisa saja lambat laun TPA akan kalah pamor dan menjadi tidak populer lagi. Padahal, melalui TPA anak-anak Muslim diharapkan akan mampu melek al Quran bahkan mampu menghafal al Quran. Sementara itu konsep PAUD terkesan amat sekularistik, andaikan terdapat pelajaran agama, tampaknya bukan merupakan tujuan utama yang mendasari kegiatannya pada al Quran dan ajaran Islam. Memang PAUD bukanlah untuk murid atau anak dengan agama tertentu tetapi dengan mayoritas penduduknya beragama Islam tentu memahami al Quran seharusnya merupakan bagian dari pendidikan PAUD.

TPA yang ada di Indonesia selama ini saja belum begitu ideal karena baru mengajarkan membaca al Quran, apalagi dengan PAUD yang landasan pembentukan karakter anaknya tidak pada ajaran Islam (al Quran dan Hadist). TPA yang ideal menurut hemat saya menyiapkan para BALITA untuk dapat menghafal al Quran 30 Juz, mengenal bahasa Arab sebagai bahasa al Quran dan untuk kemudian menjadi bekal dalam menuntut ilmu selanjutnya. Oleh karena anak-anak di Indonesia mayoritas beragama Islam maka seduah sepatutnya PAUD ideal itu memerhatikan kandungan al Quran yang mulai diperknalkan kepada anak-anak usia dini tersebut (BALITA).

Belajar dari kemajuan sains di dunia Islam bahwa para ilmuwan Islam peletak dasar-dasar sains seperti Ibnu Sina (dunia Kedokteran), Ibnu Haitam (matematik, optik), Kawarizmi (astronomi, matematika dll) ternyata terlebih dahulu menguasai al Quran dengan menghafalnya di usia dini sebelum kemudian mempelajari ilmu-ilmu umum seperti geografi, astrologi, matematika dll). Mereka (cendekiawan Islam terkemuka) pada umumnya hafal al Quran terlebih dahulu pada usia BALITAuntuk kemudian sangat mudah memperoleh berkan dari Allah sehingga mampu melakukan kegiatan peneltian, observasi (kauniyyah)yang melahirkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa kejayaan Islam di abad 10hingga 12 terbukti ilmuwan Islam tersebut mampu melahirkan karya besar yang kemudian menjadi dasar pengembangan ilmu dan teknologi selanjutnya. Barat yang dalam kurun waktu tersebut tidak hanya menjajah dunia Islam secara fisik tetapi juga membawa serta khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan ilmuwan Islam untuk dibawa ke daratan Eropa. Dari stuliah kemudian ilmuwan Barat mampu mengembangkan IPTEK atas temuan ilmuwan Islam dibidang ilmu murni dasar. Oleh karena itu ilmuwan Islam pada masa dahulu amat dikenal, salah satunya Ibnu Sina yang dikenal di Barat sebagai Avicena yang disebut Bapak Kedokteran oleh para ilmuwan kedokteran Barat. 

Bertitik tolak fakta sejarah tersebut diharapkan PAUD yang akan dikembangkan di Indonesia merupakan TPA yang melandasi pendidikannya dengan mengacu pada akhlak al Quran dengan berupaya menghafal dan mempelajari al Quran. Berdasarkan pengalaman empiris kita ketahui mereka yang banyak menghafal al Quran biasanya sangat mudah dalam menerima ilmu-ilmu umum. Di UIN Malang misalnya rata-rata mahasiswa yang memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumultaif) tertinggi umumnya adalah mereka yang hafalan al Qurannya cukup banyak. Bahkan mereka yang hafal al Quran selalu menunjukkan prestasi akademik yang baik. Berdasarkan keterangan dan fakta-fakta ini maka saya kira sudah saatnya di Indoensia PAUD kita diselenggarakan dengan mengacu pada kepiawaian anak-anak BALITA dalam menghafal al Quran terlebih dahulu.

Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: