Apa yang Dibutuhkan dalam Mencari Pekerjaan

Author : Meyliska | Wednesday, August 13, 2014 10:33 WIB

Saya tergelitik untuk menulis ini ketika membaca artikel mbak Avy yang menurut saya memang sangat benar adanya bahwa dalam dunia kerja praktek memang jauh lebih penting daripada teori. Paling tidak praktek merupakan tolak ukur kita mengerti teori atau tidak.

Kakak saya yang kedua sempat kuliah diploma 3 jurusan teknik mesin. Bisa dibilang kakak saya ini tidak pernah menganggur. Sekali mendaftar langsung diterima dan dipanggil oleh beberapa perusahaan untuk mengikuti tes. Dan sementara bekerja dia melanjutkan S1nya. Sebagai catatan, untuk kakak saya yang satu ini, salah satu faktor pendukung mengapa ia cepat bekerja yaitu relasi. Kami cukup mengerti di dalam perusahaan tertentu, pada tahap wawancara ke atas memang membutuhkan relasi untuk memperjuangkan kita.

Saat itu saya memang aktif di beberapa kegiatan organisasi jadi saya kenal akrab dengan salah satu pimpinan perusahaan. Dengan satu catatan, jangan mencoba-coba meminta tolong orang lain jika kita memang tidak berkompeten dalam sikap, etos kerja maupun kemampuan apalagi jika seseorang yang menolong kita meminta bayaran, sebelum kita mencoreng nama baik orang yang memperjuangkan kita karena itu akan kelihatan ketika kita bekerja nanti kita bisa jadi mengalami PHK (itu sudah banyak terjadi di perusahaan tersebut). Ini hanya berlaku di perusahaan yang banyak curangnya dan menerapkan kolusi & nepotisme dalam perekrutan karyawan.

Nah, adik pertama saya sebelum kuliah memang sempat menganggur dan bekerja untuk mengisi waktunya karena keterlambatannya mendaftar sementara banyak kampus yang sudah tutup karena terlalu asyik bergaul dengan teman-temannya. Saya cukup tahu bahwa adik saya ini etos kerjanya memang bagus apalagi tamat STM jurusan teknik mesin, secara praktek sudah lumayan, meskipun tidak pintar-pintar amat dalam akademik tapi pandai dalam bergaul. Sehingga pada saat dia akan kuliah dia masih dicari sama bossnya. Bisa dikata relasinya cukup banyak karena pergaulannya.

Adik saya yang terakhir juga sempat bekerja sebelum kuliah. Awalnya sempat kuliah S1 tapi baru semester awal dia ingin beralih untuk kuliah D3 teknik mesin, akhirnya dia keluar dan mengisi waktunya dengan bekerja. Mendapat pekerjaan juga dari relasi. Adik saya cukup cakap dalam menghadapi mesin ataupun barang elektronik (sudah diajar sama kakak). Untuk masuk kampusnya ini yang agak susah, kita butuh relasi lagi, karena kampus ini kampus yang disubsidi oleh perusahaan, banyak pendaftarnya tapi hanya sedikit yang diterima karena memang semua alumninya pasti bekerja. Bekas kampus kakak saya dulu.

Dan akhirnya adik saya bercerita bagaimana pada sesi-sesi tes biasanya kita dijatuhkan, termasuk saat tes kesehatan, dan tes praktek dimana alat yang diberikan adik saya masih tertutup sedangkan yang lain sudah terbuka, akhirnya ia berinisiatif untuk membongkarnya sendiri dan menyelesaikannya tepat waktu, di situlah pengawas menilainya cukup lihai dalam memegang alat.

Dan untuk memperoleh semua itu yaitu AKTIF dengan segala potensi terbaik kita.

Saya pernah berteman dengan kakak teman saya, yang juga tetangga saya di tempat kelahiran saya, dimana saya sempat dikecewakannya, tetapi karena saya sudah memaafkan dan membangun hubungan baik kembali, maka ketika bossnya yang orang Bule membutuhkan tenaga kerja di bagian kantor dan lebih mempercayai orang kepercayaannya untuk mencari karyawan orang Indonesia yang berkompeten di bidang menulis dan Bahasa Inggris berhubung perusahaannya merupakan perusahaan asing di bidang migas, yang pertama diingatnya adalah saya dengan gaji yang menurut saya sangat tinggi. Alasan bossnya menginginkan orang Indonesia karena pekerjanya banyak orang Indonesia. Alasan kenapa dia memilih saya karena dia tahu bahwa saya suka menulis dan jurusan Sastra Inggris. Meskipun saya mengaku bahwa Bahasa Inggris saya tidak bagus-bagus amat apalagi dalam hal speaking tapi saya yakin bahwa sebulan di lingkungan orang-orang berbahasa Inggris saya pasti sudah bisa, dia mengatakan bahwa yang penting saat wawancara via telpon kamu jujur saja, biasanya orang bule suka orang yang jujur tetapi optimis bahwa ia cepat belajar, tidak butuh orang pintar tetapi orang yang mau belajar & bekerja, lagipula juga masih akan ditraining. Jika memang dinyatakan lulus maka tiket dan segala macamnya akan diurus dan ditanggung oleh perusahaan. Dan sudah ada beberapa orang temannya yang lulusan Trisakti & UI yang bekerja di sana.

Di lain sisi dia mengatakan bahwa dia lebih memilih saya karena katanya saya orangnya baik. Tapi saya menolaknya karena saya belum selesai. Teman saya ini mengatakan bahwa kalau sudah selesai agar menghubunginya. Saya sebenarnya mau menawarkan teman-teman saya tapi dia menolak karena dia tidak kenal secara pribadi karena itu akan menjadi tangungjawabnya kalau nantinya ada masalah. Dan masih banyak lagi cerita tentang saya ditawari pekerjaan meski belum selesai.

Maka ketika sedang dalam perjuangan, jangan hanya fokus memikirkan diri sendiri alias egois, tetapi juga banyak memberi sumbangsih kepada kehidupan orang lain karena sebenarnya esensi dari sebuah pekerjaan yaitu mengabdi.

Harvested from: http://edukasi.kompasiana.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: