Intelejen Tak Berkarat Ditelan Zaman

Author : Hendryk.mws | Thursday, April 24, 2014 09:49 WIB

Sejarah sebuah bangsa dalam menuju perbaikan atau kehancuran tidak terlepas dengan apa yang namanya intelejen. Intelejen asal kata dari cerdas, dimana orang – orang yang melaksanakan tugas intelejen merupakan orang – orang pilihan karena kecerdasannya. Intelijen didalam pemikiran masyarakat awam seperti dalam film – film seperti James Bond, namun tidak sesederhana yang sering di tonton dalam film.

Kegiatan intelijen pada jaman sebelum Masehi  sudah ada, kegiatan ini pada mulanya hanya berbentuk pengintaian dalam bentuk kecil yang kemudian membentuk organisasi yang lebih terkoordinir yang  pada hakekatnya digunakan untuk mengetahui kondisi musuh mengenai kekuatan maupun kelemahannya, semua ini untuk kepentingan militernya.

500 tahun SM Jenderal Sun Tzu merupakan tokoh yang disegani, bukan karena memiliki pasukan dan menang memimpin perang. Tapi Sun Tzu merupakan seorang intelejen yang handal pada zamannya, dimana seorang Sun Tzu berhasil mengembangkan dunia intelejen dan berhasil membangun pertahanan negaranya. Salah satu keberhasilannya dia mengembangkan sistem intelejen dengan membentuk 5 sub sistem intelejen yang dimana satu sama lain berkaitan erat, bekerjasama sehingga tidak seorangpun dapat membongkar sistemnya.

Pada tahun 622 Situasi Mekkah sudah tidak menguntungkan bagi perkembangan Islam dan Nabi Muhammad hijrah atau pindah ke Madinah, tetapi di Mekkah tetap ditinggalkan orang – orang yang ditugaskan melaporkan setiap perkembangan dari orang badui mekkah sehingga pada saat perang Badar nabi Muhammad berhasil mengalahkanya. Demikian pula, meskipun mereka melakukan mobilisasi sejumlah 10.000 orang guna melenyapkan nabi Muhammad  namun kemenangan tetap diraih nabi dan hal ini disebabkan karena informasi yang diterima nabi dari orang-orang yang ditinggalkan di Mekkah.

Di Indonesia sendiri dunia intelejen sudah ada semenjak jaman kerajaan, saat sebelum kemerdekan intelejen indonesia  mulai dapat terkordinir dan saat kemerdekan 17 agustus 1945 tidak terlepas dari peran intelejen. Salah seorang  komandan intelejen pertama yang tercatat dilembaran bangsa indonesia dialah Zulkifli Lubis, dimasa kepemimpinannya pasukan intelejen yang sangat setia yaitu Prajurid Alam Fikir. Dalam perjalanannya akhirnya prajurid alam fikir dilebut dalam sebuah badan intelejen yang dinamakan Brani, namun pergerakannya tetap ada dan mereka bak burung alap – alap yang secara nyata tidak ada namun hidup dan mengawal negara Indonesia.

Intelejen pada zaman modern ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan dunia militer akan tetapi digunakan juga oleh perusahaan – perusahaan dalam membangun ketahanan dunia usaha. Negara – negara maju mengkolaborasi intelejen dengan dunia usaha, dimana pilar – pilar utama perusahaan ditaruh orang – orang cerdas yang sudah dilatih terlebih dahulu, oleh karenanya perusahaan – perusahaan raksasa asing berkembang dan kuat. Saat ini perusahaan tersebut banyak yang berekspansi keluar wilayahnya untuk menjajah ekonomi bangsa lain dengan didukung kemampuan intelejen dunia usaha.

Dunia intelejen seperti halnya dunia tanpa batas, karena ruang dan waktu tidak menjadikan dunia intelejen hilang ditelan masa yang ada dunia intelejen berkembang dengan pesat dan tetap menjadi bagian kepingan sejarah yang tidak bisa dipisahkan. Namun, intelejen hanya lah sebuah ilmu pengetahuan dan digunakan untuk kepentingan para pemimpin untuk membangun ketahanan bangsa dan negara yang kuat.

Harvested from: http://sejarah.kompasiana.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: