Kenaikan Harga BBM yang Terlupakan

Author : Jagad Rawna | Monday, November 03, 2014 10:47 WIB

Tadi malam waktunya jaga di pos ronda, ditemani cak dulasim dan markeso, kami menjalankan mandat dari pak RW selaku pemegang kebijakan sosial dilingkungan kelurahan kami. sebagai grup jaga yang paling teladan dimana kasus desersi tugas ataupun wanprestasi tugas tidak pernah kami alami.

seperti biasa, obrolan dan diskusi menyertai kegaiatan jaga di pos ronda, cak dulasim sang komandan grup sangat cerdas, meski hanya lulusan SD, namun wawasannya sangat luas, penguasaan teknologi informasi juga sangat mumpuni, tidak hanya tablet Note 4 yang tergenggang di tangannya namun gadget lainnya seperti netbook,modem, handset apple terbenam rapi didalam backpack yang tak pernah lepas dari punggungnya.

obrolan kali ini dibuka dengan rencana kenaikan harga BBM yang akan segera terealisasi, cak dulasim mengutip beberapa berita online dan status dari para petinggi negeri dalam situs jejaring sosial yang ia miliki, menurut cak dulasim, negara ini akan segera bangkrut jika subsidi BBM tetap berlanjut, belum lagi cadangan minyak yang ada tersisah sekitar 12 tahun lagi, lagi - lagi cak dulasim menggidikan buluroma kami dengan presentasi model andre wongso itu.

oleh karena itu cak dulasim sepakat bahwa subsidi BBM sudah sepantasnya dicabut, hal ini demi tegaknya negara ini, bahwasanya prinsip keadilan yang tertuang dalam pancasila yang merupakan landasaan idiil bernegara harus terselenggara dengan baik dan konsekuen.

sebagai lawan diskusi, markeso menyatakan ketidak sepakatannya atas argumen dan pernyataan sikap cak dulasim, markeso yang sejak mahasiswa aktif di OMEK, merasa perlu memberi pencerahan kepada cak dulasim, menurut markeso, bahwa segala kekayaan dan aset negara, harus dinikmati oleh rakyatnya, tak peduli pejabat ataupun rakyat jelata berhak menikmati kekayaan negara, hal ini menjadi tanggung jawab penuh negara dalam membagikan hak - hak rakyat. menurut markeso bahwa negara bukan lah korporat yang selalu hitung - hitungan untung rugi, negara tidak layak dikelola secara korporat, dan pastinya konflik sosial akan semakin luas, liberalisme harus dibabat, teriak markeso diakhir paparannya.

dalam perdebatan yang sengit antara cakdulasim dan markeso, tiba-tiba HP cak markeso berbunyi, sms diterima cak markeso, ada laporan dari warga kalau mbok saminah teriak -teriak seperti orang kesurupan, belum selesai membacakan isi sms, hp cak markeso berbunyi lagi, kali ini sms dari rudi yang mengabarkan ada perang baratayudha dirumah narto-narti, sedetik kemudian datang sms lagi, kali ini laporan dari jumadi yang isinya tentang istrinya yang mau melahirkan.

sebagai komandan keamanan cak dulasim langsung merespon laporan warga, tanpa bertele-tela dan penuh ketegasan cakdulasim langsung membagi tugas, saya ke rumah narto, markesoh kerumah jumadi dan cak dulasim sendiri kerumah mbok saminah.

kami bertigapun segera berpencar, menjalankan tugas lingkungan dengan penuh tanggung jawab, dengan selalu berkoordinasi secara realtime akhirnya kami usai melaksanakannya, diakhir menjalankan tugas, kami rapat paripurna terlebih dahulu, melaporkan segala kejadian di masing-masing tempat tugas kami, berikut resume laporan kami.

1. Cak Dulasim : mbok saminah teriak - teriak seperti orang kesurupan karena wawan, cucu mbok saminah melakukan tindakan tidak terpuji, wawan telah mencorat-coret foto pernikaha mbok saminah dengan wak romli, orang terpandang dikampung kami, mbok saminah menuntut cucunya untuk di usir dari rumahnya.

2. saya: perang baratayudha dirumah narto-narti, adalah perang klasik, soal warisan, narti menuntut hak waris berupa kursi diruang makan, menurut narti, narto adalah kakak yang rakus, narto telah mendapatkan meja makan,jadi sudah selayaknya narti mendapat kursinya, nartopun bersikukuh bahwa meja dan kursi adalah hal yang satu kesatuan, tidak dipisah-pisah, maka jika narto mendapat meja, berarti satu paket dengan kursinya.

3. Markeso : jumadi sangat senang atas kelahiran putrinya, putrinya lahir dengan selamat dan sehat, istri jumadipun tidak merasakan kesakitan yang luarbiasa, seperti orang pipis cerita istri jumadi. proses kelahiran putri jumadi juga tidak dibantu bidan atau dokter sepesialis kandungan, yang mana jika berhubungan dengan instansi kesehatan pasti terselip biaya tak terduga meski telah mengantongi surat keterangan tidak mampu dan kartu BPJS, ini yang membuat jumadi sangat-sangat gembira ria.

resume laporan telah ditulis dengan rapi oleh cak dulasim, untuk pembahasannya kami pending, mengingat mata kami telah memerah menahan kantuk, dan matahari telah menyingsing. Apel akhir tugaspun kami akhiri, kami pun bubar dan menuju kerumah masing - masing dengan menyisahkan laporan kegiatan dan diskusi tentang kenaikan harga BBM.

namun mengingat serunya pembahasan laporan kegiatan tadi malam, saya menduga diskusi tentang kenaikan harga BBM akan kami lupakan, meski BBM itu menyangkut kehidupan kami, kehidupan rakyat, terkatogorikan hajat hidup orang banyak.

Harvested from: http://sosbud.kompasiana.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: