(tulisan ini lanjutan dari artikel sebelumnya berjudul \\"Pemikiran M. Natsir dan A. Dahlan tentang Pendidikan\\") http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2668:manajemen-pendidikan-dalam-perspektif-m-natsir-dan-a-dahlan-bagian-2-&catid=35:artikel&Itemid=210
*) penulis, dosen UB Malang, mhs MPI-PPs UIN Malang
Wawasan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu relatif baru dibandingkan administrasi pendidikan. Akar kata manajemen dalam manajemen pendidikan berasal dari ilmu sosial yang berkembang menjadi ilmu ekonom. Terakhir muncul istilah manajemen. Dari beragam definisi dan sejarah lahirnya istilah manajemen ini, kita dapat menyepakati satu hal yaitu bahwa manajemen memiliki fungsi-fungsi dalam kaitannya berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen secara populer dapat kita pahami sebagai satu proses aktivitas yang menjalankan berbagai fungsi secara sistemik, berinteraksi dengan dan melalui orang lain (to deal with, by and through others) dalam rangka meraih tujuan. Dari pemahaman ini muncul berbagai fungsi manajemen. Fungsi-fungsi itu diantaranya. Planning, Organizing, Actuating, Controlling (perencanaan, pengorganisaian, pelaksanaan, pengendaliam) dikenal dengan istilah POAC. Ada pula yang menambahkan Coordinating sebagai bagian dari fungsi manajemen juga.
Di sisi lain pengertian Administrasi juga mengalami perluasan makna. Dahulu lingkup administrasi sebatas kegiatan pembenahan berkas, menyusun dokumen dan mengatur data dan informasi yang bersifat ketata usahaan. Belakangan lingkup tugas administrasi meliputi kepemimpinan (leadership). Namun pengertian administrasi yang seperti ini jarang dijumpai karena telah mendekati wilayah tugas manajemen. Istilah manajemen dan administrasi tidak sama persis. Istilah administrasi cenderung pada pekerjaannya tulis menulis. Contoh, omgkos administrasi pengurusan surat keterangan adalah sepuluh ribu rupiah. Dengan demikian pengertian administrasi ialah biaya mengurus surat keterangan. Berbeda dengan administrasi istilah manajemen lebih cenderung pada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan. Menunjuk pada kegiatan suatu organisasi. Bagi organisasi kegiatan manajemen merupakan kunci sukses kinerja organisasi. Kita sering mendengar pernyataan seeperti ini: \\"Koperasi X itu kacau karena mismanagement\\", artinya salah urus. \\" Agar usahanya dapat maksimal manajemennya perlu diperbaiki dulu\\". Makna ini menunjukkan istilah manajemen lingkupnya lebih luas daripada arti administrasi. ( Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, UNY: cet ke 5m 2009: Halm. 1-2)..
Di perusahaan posisi asisten admin, staf administrasi atau posisi sejenis bertanggung jawab kepada Atasan yang melakukan fungsi-fungsi manajemen. Sehingga di dunia usaha dan industri pekerjaan administrator tidak sama dengan manajer. Seorang manajer adalah kepala bagian dan diposisikan selaku pimpinan yang tugasnya antara lain adalah memastikan sistem administrasi berjalan dengan baik. Jika kita mengadopsi pemahaman manajemen sebagaimana digunakan di dunia usaha dan industri, maka dunia pendidikan perlu tertib dan sistemik dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diutarakan diatas. Pada tataran praksis pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen telah terbukti kegunaannya.
Relevansi Pemikiran Tokoh Islam terhadap Pengembangan Manajemen Pendidikan
Sosok M. Natsir dan Ahmad Dahlan dalam hal tertentu memang beda satu sama lain. Ahmad Dahlan dalam mengimplemantasikan gagasan lebih bergerak secara kultural sedangkan M. Natsir secara politis. M. Natsir sebagai Perdana Menteri bersama Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama kala itu telaah mengeluarkan kebijakan tentang pelajaran Agama di sekolah umum dan pelajaran umum di sekolah agama.
Walau berbeda \\"habitat\\" sosialnya. Kedua tokoh ini dapat dikategorikan sebagai tokoh Islam yang turut andil dalam pengembangan pemikiran Pendidikan Islam. Keduanya merupakan dua dari sedikit tokoh pemikir Islam yang telah menancapkan tonggak pembaharuan pemikiran pendidikan pada zamannya, namun ternyata masih sangat relevan diaktualisasikan pada era sekarang ini. Dari pokok-pokok pikiran kedua tokoh tersebut kemudian dapat dikembangkan secara substantif menjadikan manajemen pendidikan kedalam berbagai sub sistem : manajemen pengajaran, manajemen personalia, manajemen kesiswaan, manajemen humas, manajemen keuangan, layanan khusus dan sarana prasarana, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 2. (lihat lampiran).
Secara garis besar pemahaman Ahmad Dahlan dan M. Natsir tentamg hakekat (Manajemen) Pendidikan yang menafikan dikotomi tetapi mengenalkan pendidikan integral, yaitu bahwa:
Sebelum dan Sesudah Munculnya Pembaruan Pemikiran Pendidikan Ahmad Dahlan & M. Natsir
No