Tulisan tangan bisa mendeteksi perasaan penulisnya, apa yang sedang dipikirkannya, apakah gelisah, bingung bahkan kecewa.
Saya mendapatkan speciment tulisan tangan pak SBY yang dimuat oleh akun @SBYudhoyono pada malam sebelum pemilu legislatif 9 April 2014.
Atas permintaan para Kompasioner saya tunaikan janji menganalisa tulisan tangan pak SBY.
Mari kita mulai :
1. Margin terlihat normal, nyaman dalam aturan sosial yang berlaku, selalu memulai tugas dengan perencanaan yang baik dan masuk akal, tahu dimana batas-batas kemampuannya.
Namun di halaman 3, margin kanan menabrak pinggir kertas, sangat bertolak belakang dengan margin normal, penulis tidak percaya dengan aturan yang berlaku saat ini, memaksakan kehendak, mungkin ada sesuatu yang dipikirkan sangat mengganggu pada saat menulis di halaman 3 ini. (nanti kita bahas)
2. Spasi ideal, penulis merasa nyaman bergaul dengan orang lain. Namun lagi-lagi di halaman 3 ada spasi antar baris yang sempit, sampai-sampai ada huruf pada garis yang berbeda pun bersentuhan dan saling lewat, pada saat menulis ini penulis sedang bingung, apa yang harus dilakukan. (nanti kita bahas)
3. Garis dasar lurus, cenderung untuk mencoba mengatur dirinya saat berhadapan dengan orang lain, sangat terkontrol, mengikuti aturan main dan kadang cenderung diplomatis. Apa yang dikenakan, apa yang diucapkan, apa yang dilakukan semuanya terkontrol dengan rapi.
Namun dihalaman 3, garis dasar sebagian besar menurun, Apa yang terjadi ?
Mari kita lihat apa yang dituliskan pak SBY dihalaman 3 ini.
Kalimatnya dimulai dari halaman 2 terahir :
“Tugas dan kewajiban pemimpin dan pemerintahan mendatang (masuk hal 3) adalah menjaga dan melanjutkan semua yang sudah baik, dan memperbaiki hal-hal yang belum baik.
Marilah kita doakan Presiden kita mendatang beserta Pemerintahan yang dipimpinnya serta wakil-wakil rakyat yang akan duduk di parlemen, dapat menjalankan amanah dan mandat rakyat sebaik-baiknya, demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Semoga pemimpin mendatang juga mencintai rakyatnya, dan dengan tulus dan penuh kesungguhan bekerja keras untuk memajukan kehidupannya.”
Semua yang saya bold ini ditulis dengan garis dasar menurun, dalam Graphologi garis dasar menurun menggambarkan penulis melihat segala sesuatu dengan pesimis, buruknya, susahnya ataupun masalahnya. Penulis juga merasa sinis terhadap lingkungan sekitar, merasa selalu menjadi korban keadaan dan selalu kecewa.
Tidak bisa dipungkiri pak SBY beberapa bulan terahir mengalami permasalahan(dihalaman 2 ditulis menurun) yang luar biasa berat yang mendera kader-kader pilihan di Partainya, sampai ke Mentrinya bahkan hampir menjerat Wapresnya yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh juga pada dirinya. Apalagi serangan-serangan dari mantan kadernya yang sebelumnya digadang-dagang sebagai Capres partainya : Anas Urbaningrum, yang sekarang menjadi tahanan KPK, tersangkut permasalahan disekitar kekuasaan.
Pak SBY merasa sistim yang berlaku di lingkungan kekuasaan baik di Pemerintahan maupun di Parlemen saat ini masih sama, yang ahirnya akan menjerat pejabat-pejabat yang {seharusnya} berjuang untuk kepentingan rakyat.
Pak SBY pesimis masyarakat akan berbondong-bondong menggunakan hak pilihnya juga pesimis akan hasil pileg 9 April 2014 untuk Partainya, terlihat di tulis menurun.
Untungnya pak SBY adalah seorang yang religius, masih percaya akan pertolongan Tuhan : “ Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat Nya kepada bangsaIndonesia yang kita cintai bersama.” Ditulis dengan garis dasar menaik, penulis berpandangan positif, penulis mampu melihat hal bagus yang muncul dari situasi dan kondisi apapun, penulis optimis akan pertolongan Tuhan.
Poin ini saja yang ingin saya sampaikan dari Analisa Tulisan Tangan pak SBY, semoga bermanfaat.