Pemikiran M. Natsir dan A. Dahlan tentang Pendidikan (Bagian 2):

Author : Aries Musnandar | Tuesday, May 20, 2014 10:24 WIB

"Manajemen Pendidikan dalam Perspektif M. Natsir dan A. Dahlan"
(tulisan ini lanjutan dari artikel sebelumnya berjudul "Pemikiran M. Natsir dan A. Dahlan tentang Pendidikan")

Wawasan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu relatif baru dibandingkan administrasi pendidikan. Akar kata manajemen dalam manajemen pendidikan berasal dari ilmu sosial yang berkembang menjadi ilmu ekonom. Terakhir muncul istilah manajemen. Dari beragam definisi dan sejarah lahirnya istilah manajemen ini, kita dapat menyepakati satu hal yaitu bahwa manajemen memiliki fungsi-fungsi dalam kaitannya berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen secara populer dapat kita pahami sebagai satu proses aktivitas yang menjalankan berbagai fungsi secara sistemik, berinteraksi dengan dan melalui orang lain (to deal with, by and through others) dalam rangka meraih tujuan. Dari pemahaman ini muncul berbagai fungsi manajemen. Fungsi-fungsi itu diantaranya. Planning, Organizing, Actuating, Controlling (perencanaan, pengorganisaian, pelaksanaan, pengendaliam) dikenal dengan istilah POAC. Ada pula yang menambahkan Coordinating sebagai bagian dari fungsi manajemen juga.

Di sisi lain pengertian Administrasi juga mengalami perluasan makna. Dahulu lingkup administrasi sebatas kegiatan pembenahan berkas, menyusun dokumen dan mengatur data dan informasi yang bersifat ketata usahaan. Belakangan lingkup tugas administrasi meliputi kepemimpinan (leadership). Namun pengertian administrasi yang seperti ini jarang dijumpai karena telah mendekati wilayah tugas manajemen. Istilah manajemen dan administrasi tidak sama persis. Istilah administrasi cenderung pada pekerjaannya tulis menulis. Contoh, omgkos administrasi pengurusan surat keterangan adalah sepuluh ribu rupiah. Dengan demikian pengertian administrasi ialah biaya mengurus surat keterangan. Berbeda dengan administrasi istilah manajemen lebih cenderung pada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan. Menunjuk pada kegiatan suatu organisasi. Bagi organisasi kegiatan manajemen merupakan kunci sukses kinerja organisasi. Kita sering mendengar pernyataan seeperti ini: "Koperasi X itu kacau karena mismanagement", artinya salah urus. " Agar usahanya dapat maksimal manajemennya perlu diperbaiki dulu". Makna ini menunjukkan istilah manajemen lingkupnya lebih luas daripada arti administrasi. ( Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, UNY: cet ke 5m 2009: Halm. 1-2)..

Di perusahaan posisi asisten admin, staf administrasi atau posisi sejenis bertanggung jawab kepada Atasan yang melakukan fungsi-fungsi manajemen. Sehingga di dunia usaha dan industri pekerjaan administrator tidak sama dengan manajer. Seorang manajer adalah kepala bagian dan diposisikan selaku pimpinan yang tugasnya antara lain adalah memastikan sistem administrasi berjalan dengan baik. Jika kita mengadopsi pemahaman manajemen sebagaimana digunakan di dunia usaha dan industri, maka dunia pendidikan perlu tertib dan sistemik dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diutarakan diatas. Pada tataran praksis pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen telah terbukti kegunaannya.

 

Relevansi Pemikiran Tokoh Islam terhadap Pengembangan Manajemen Pendidikan

Sosok M. Natsir dan Ahmad Dahlan dalam hal tertentu memang beda satu sama lain. Ahmad Dahlan dalam mengimplemantasikan gagasan lebih bergerak secara kultural sedangkan M. Natsir secara politis. M. Natsir sebagai Perdana Menteri bersama Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama kala itu telaah mengeluarkan kebijakan tentang pelajaran Agama di sekolah umum dan pelajaran umum di sekolah agama.

Walau berbeda "habitat" sosialnya. Kedua tokoh ini dapat dikategorikan sebagai tokoh Islam yang turut andil dalam pengembangan pemikiran Pendidikan Islam. Keduanya merupakan dua dari sedikit tokoh pemikir Islam yang telah menancapkan tonggak pembaharuan pemikiran pendidikan pada zamannya, namun ternyata masih sangat relevan diaktualisasikan pada era sekarang ini. Dari pokok-pokok pikiran kedua tokoh tersebut kemudian dapat dikembangkan secara substantif menjadikan manajemen pendidikan kedalam berbagai sub sistem : manajemen pengajaran, manajemen personalia, manajemen kesiswaan, manajemen humas, manajemen keuangan, layanan khusus dan sarana prasarana, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 2. (lihat lampiran).

Secara garis besar pemahaman Ahmad Dahlan dan M. Natsir tentamg hakekat (Manajemen) Pendidikan yang menafikan dikotomi tetapi mengenalkan pendidikan integral, yaitu bahwa:

Pemikiran kedua Tokoh ini dalam bidang pendidikan berangkat dari keinginan untuk mewujudkan manusia yang mewakili kepribadian yang integral dan pengetahuan yang seimbang. Sehingga dipandang pentingnya memberikan pengetahuan agama bagi mereka yang berada di sekolah-sekolah umum dan pengetahuan umum bagi mereka yang selama ini belum pernah mendapatkannya. Untuk bisa mencapai pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang mampu memobilisasi segala sumber daya pendidikan dan memadukannya dalam konsep Pendidikan Integralistik. Ide ini dicuatkan secara spesifik oleh KH Ahmad Dahlan.
Kedua tokoh ini melakukan dua tindakan sekaligus; memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah sistem Belanda yang sekuler, lalu Ahmad Dahan mendirikan sendiri sekolah-sekolah yang materi agama dan pengetahuan umum bersama-sama diajarkan. Kedua tindakan itu kini sudah menjadi fenomena umum; yang pertama sudah diakomodir negara dan yang kedua dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam lain.
Untuk melihat perubahan manajemen pendidikan yang digagas M. Natsir dan Dahlan secara lebih jelas, dipelukan pembanding yaitu kegiatan manajemen pendidikan yang biasa dilakukan di kalangan pesantren. Perubahan "warna" manajemen pendidikan dari ala pesantren ke sistem terbarukan sejalan dengan gagasan, paradigma, pokok-pokok pikiran kedua tokoh itu dapat digambarkan dalam bentuk matriks berikut ini:
Perubahan Manajemen Pendidikan Islam dari ala Pondok Pesantren ke model Pendidikan Umum

Sebelum dan Sesudah Munculnya Pembaruan Pemikiran Pendidikan Ahmad Dahlan & M. Natsir

No Komponen Manj. Pend SEBELUM SESUDAH

1. Manajemen Pengajaran

-Sumber belajar utama Kiyai dan buku-buku klasik (kitab kuning).

-Tidak adanya TIK TIU dll(RPP)

-tidak mempelajari ilmu umum

-Sistem sorogan, halaqah.

SESUDAH
-Guru juga memanfaatkan sumber belajar lain termasuk buku ( Barat)

-Mulai dibuat RPP setiap pelajaran

-belajar ilmu umum dan juga agama

-Sistem klasikal (bangku, media dll)

2. Manajemen Personalia

-Kiyai merangkap manajer

-Santri terbaik bisa diangkat oleh kyai sbg asisten membantu PBM

-Kegiatan admin TU biasanya ditangani Kyai dan keluarganya

SESUDAH

- Kepsek adalah manajer sekolah

-Terdapat sejumlah guru sesuai dgn kompetensi mengajarnya masing2

-Administrasi TU sekolah ditangani oleh karyawan yang menanganinya

3 Manajemen Kesiswaan

-santri/siswa sebagai obyek didik

-sistem absensi & raport prestasi belajar santri tidak tersistem

SESUDAH

-student centered, keunikan siswa diperhatikan (bimbingan konseling)

-berlaku absensi, raporrt, OSIS. dll

4. Manajemen Humas

-berlangsung secara tradisional dari mulut ke mulut dan referensi alumni dan lingkungan pondok

SESUDAH

-memggunakan media kehumasan seperti surat kabat, TV, radio dll (ditangani secara khusus)

5 Manajemen Keuangan

-tidak dikelola secara akutansi

-bantuan dana dari masyarakat

SESUDAH
-menggunakan sistem akutansi

-dana pemerintah, RAPB Sekolah

6 Manajemen Supervisi

-Kyai menjadi supervisor yang mengendalikan PBM dan lainnya

SESUDAH
-supervisi dilakukan secara berkala dan incidental oleh Kepsek, guru dll

7 Sarana Pras

-tidak terstruktur

SESUDAH
-terstruktur spt library, media dll

8 Tujuan Pendidikan

-tujuan pendidikan disusun pada penguasaan materi sang Kyai

SESUDAH
- tujuan pendidikan meliputi tujuan kurikuler, institusi dan Nasional

9 Lain-lain

Sistem pesantren yang lebih mengandalkan sosok kyai dalam kegiatan manajemen pendidikan

SESUDAH
Madrasah dan, Sekolah (umum) berbasis Islam. Penerapan kegiatan manajemen pendidikan modern.

AGAR LEBIH JELAS DALAM MELIHAT MATRIX DIATAS "PEMBAHARUAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN M. NATSIR DAN AHMAD DAHLAH SILAHKAN KLIK LAMAN DIBAWAH INI :

http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2668:manajemen-pendidikan-dalam-perspektif-m-natsir-dan-a-dahlan-bagian-2-&catid=35:artikel&Itemid=210

Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: