Pendidikan Calistung Demakara (1)

Author : Aries Musnandar | Wednesday, September 10, 2014 10:04 WIB

 

<div class="\\"_5pbx" usercontent\\"="" data-ft="\\"{"tn":"K"}\\""><p style="text-align: justify;">(Penulis Peminat Kajian Pendidikan)</p><p style="text-align: justify;"> Calistung Demakara kata-kata ini terkesan aneh, sebenarnya kata-kata itu adalah singkatan dari membaca, menulis, berhitung, mendengar, menyimak dan berbicara yang merupakan bagian penting di masa awal anak tumbuh-kembang pada kegiatan pendidikan tingkat dasar di berbagai negara termasuk di Indonesia. Masa tumbuh-kembang anak menurut Piaget dan Vygotsky hampir sama. Mereka membagi masa pertumbuhan saat masih anak-anak, perkembangan ketika remaja dan dewasa dengan masa 0-2 tahun, lalu 2-7 tahun, 7-11 dan 11 tahun hingga masa dewasa. <br></p><p style="text-align: justify;">Sementara itu Sayyidna Ali RA dikenal mengajukan konsep pertumbuhan manusia anak hingga dewasa melalui formula 7x3 yakni 7 tahun pertama, 7 tahun kedua dan 7 tahun ketiga. Jadi beliau membagi tumbuh-kembang anak hingga menjadi dewasa usia 21 tahun.</p><p style="text-align: justify;"> Sebenarnya antara Piaget dan Vygotsky ada sedikit perbedaan. Jika Piaget menganggap anak bisa mengkonstruksi sendiri \\'insight\\' baru dan yang lama, sedang Vygotsky menyodorkan teori ZPD (Zone of Proximal Development) dan Scaffolding untuk tumbuh-kembangnya potensi anak (agak teknis untuk dijelaskan). Singkat cerita, menganggap anak sebagai raja versi Ali bukan berarti memanjakan anak tetapi justeru untuk mengatakan bahwa 7 tahun pertama adalah masa penting untuk diperhatikan kondisi sang anak. 7 tahun pertama merupakan periode emas untuk mengembangkan potensi anak yang berdasar penelitian (termasuk oleh kedua ahli anak diatas) anak akan sangat peka dan sensitif terhadap stimuli dari luar. Jadi kita perlu merangsang kebutuhan emosi, konasi, kognisi dan motoriknya dengan baik dan benar secara proporsional dan tepat. <br></p><p style="text-align: justify;"><br></p><p style="text-align: justify;">Raja bukan berarti kita mestimenuruti kemauan anak begitu saja tetapi memberi perhatian penuh. Rawatlah langsung dari kita jangan berikan kepada orang lain karena disini letaknya fondasi pertumbuhan anak itu, kita harus siap menyediakan waktu cukup untuk sang \\'raja\\'. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa ”Biarlah anak-anak kalian bermain dalam 7 tahun pertama, kemudian didik dan bimbinglah mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam musyawarah dan menjalankan tugas. <br></p><p style="text-align: justify;">Pada 7 tahun kedua sang raja berubah menjadi \\'tawanan perang\\' dalam arti Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan agar disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dan lain-lain) wajib ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan. Anak pada masa ini boleh diberi \\'reward and punishment\\' sesuai dengan umurnya. Hukuman bersifat untuk meluruskan hal yang keliru dilakukan dengan memberi contoh atau menyampaikan langsung mana yang benar.</p><p style="text-align: justify;"> Kembali ke soal calistung demakara tadi bahwa pada usia-usia sekolah memang sangat perlu dan penting ditanamkan dasar-dasar kecakapan bagi seorang anak agar lebih senang membaca, menulis, berhitung, mendengar menyimak dan berbicara. Ahli dan praktisi pendidikan sangat paham akan pentingnya calistung bahkan acapkali kegiatan calistung pada anak ini diseminarkan sehingga perhatian pada calistung sangat besar. Istilah calistung sendiri begitu memfenomena dan menjadi ungkapan terbiasa di dunia pendidikan dasar kita. Namun tidak disadari bahwa sebenarnya ada kegiatan pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya yakni pendidikan demakara, mendengar, menyimak dan berbicara. (bersambung....)</p></div><p></p>

Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: