Pertarungan Kader Militan

Author : Kurniawan Eka M | Tuesday, May 20, 2014 10:27 WIB

Hasil prediksi para pengamat dan pakar politik, pertarungan dua calon presiden yang diusung oleh Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan PDIP, Joko Widodo (Jokowi) akan berlangsung seru, karena keduanya memiliki basis pendukung yang riil.

Militansi kader serta simpatisan Gerindra dan PKS sudah tidak diragukan lagi. Hal itu sangat menguntungkan Prabowo, karena dengan militansi yang dimiliki pendukungnya, bisa dipastikan mereka akan sulit untuk berpindah hati. Suara bulat dari PKS dan Gerindra berjumlah sekira 18,5 persen, ditambah lagi dengan dukungan PAN yang berbasis Muhammadiyah, serta PPP, semakin menguatkan pijakan Prabowo.
 
Sedangkan Jokowi, meskipun kader dan simpatisan PDIP tidak semilitan Gerindra dan PKS, namun nama besar Megawati cukup mampu mengisi kantong suara Jokowi, terutama di Bali, dan Jawa Timur. Ditambah lagi dengan nama Jokowi yang masih bersih, serta dianggap sebagai wong cilik, terutama di daerah Jawa Tengah, sedikit banyak akan menghambat laju perjalanan Prabowo menuju RI 1.
 
Jokowi semakin diuntungkan dengan hadirnya sosok mantan wakil presiden, Jusuf Kalla (JK), yang mendampinginya sebagai calon wakil presiden. JK memiliki basis massa yang cukup besar, terutama pemilih tradisional di Sulawesi dan Indonesia Timur. JK juga dikenal sebagai tokoh perdamaian. Namun sebagian orang berpendapat, JK lebih senior dan mumpuni daripada Jokowi, sebagian lainnya tidak rela jika JK hanya dijadikan wakil presiden, mengingat dari segi ketokohan, JK dianggap memiliki level di atas Jokowi.
 
JK juga dipastikan akan memecah suara Golkar yang bergabung dan mendukung Prabowo-Hatta Radjasa, karena diketahui selama ini sebagai kader Golkar, JK memiliki massa riil di partai beringin tersebut.
Hanura dan PBB yang masing-masing mendukung paket Jokowi-JK dan Prabowo-Hata Radjasa, disebut-sebut tidak banyak memberi pengaruh terhadap perolehan suara kedua pasangan. Hal itu dilihat berdasarkan hasil pileg lalu, keduanya tidak mencapai hasil yang memuaskan.
 
Berikut prosentase suara dari partai pengusung dan pendukung Prabowo-Hatta Radjasa saat pileg lalu, Gerindra (11,81 persen), Golkar (14,75 persen), PAN (7,59 persen), PKS (6,79 persen), PPP (6,53 persen), dan PBB (1,46 persen). Kalau ditotal mencapai 48,93 persen. Sedangkan duet Jokowi-JK yang didukung empat partai, yakni PDIP (18,95 persen), PKB (9,04 persen), Nasdem (6,72 persen), dan Hanura (5,26 persen). Suara keseluruhan berjumlah 39,97 persen.
 
Namun hasil tersebut tidak bisa terlalu dijadikan patokan, mengingat beberapa faktor lain, seperti yang telah ditulis di atas. Masing-masing pasangan memiliki kans untuk menang. Faktor yang paling menentukan kemenangan tersebut adalah soliditas simpatisan dan kader partai pengusung, serta kemampuan mereka untuk menjajakan jagoannya pada pemilih. Diakui atau tidak, Prabowo memiliki kans yang lebih besar untuk memenangkan pertarungan, karena faktor itu dimiliki oleh kader dan simpatisan Gerindra serta PKS.
Harvested from: http://politik.kompasiana.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: