Pesbuker, Mark Zuckerberg dan Ilmuwan Muslim
Author : Aries Musnandar | Tuesday, April 29, 2014 10:21 WIB
http://old.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4741:pesbuker-mark-zuckerberg-dan-ilmuwan-muslim&catid=35:artikel&Itemid=210
Media facebook (fb) sering digunakan orang untuk berbagi cerita, menyampaikan gagasan, memberikan informasi dan pengetahuan kepada pengguna fb (pesbuker). Melalui fb kita bisa mendapatkan tulisan-tulisan bagus yang bermanfaat dan mencerahkan, meski terdapat pula tulisan tidak mendidik. Bahkan, di fb kerap kita baca kata-kata kotor, kasar dan tendensius yang dilontarkan oleh pesbuker yang tidak bertanggung jawab dan biasanya orang-orang model ini "pengecut" menutupi identitas dirinya di fb.
Seperti pesbuker lainnya melalui fb saya juga sering memposting tulisan-tulisan yang dianggap bermanfaat bagi para pesbuker. Tapi tidak selalu niat baik kita berbagi pengalaman dalam tulisan itu bisa dipersepsi dan diapresiasi secara benar dan bagus oleh sebagian pesbuker. Saya pernah mengalami sendiri respon tidak menyenangkan dari seorang pesbuker ketika saya menuliskan pengalaman buruk bekerja menjadi karyawan dari kelompok pengusaha Yahudi di Amerika Serikat. Berbagai sikap tidak jujur, diskriminasi, perlakuan tidak menyenangkan dan merendahkan dari Bos Yahudi itu saya ceritakan secara apa adanya dengan harapan bisa diambil hikmahnya oleh pembaca. Meski tak sedikit yang menyukai cerita saya ini yang merupakan kisah nyata, namun ada pula pesbuker yang menyerang saya dan beranggapan bahwa saya hanya ingin menjelek-jelekkan Yahudi. Orang itu tidak suka dengan tulisan saya yang menyudutkan Yahudi, mengingat sosial media fb ini ditemukan oleh Mark Zuckerberg, seorang Yahudi, jadi, menurutnya kita harus berterimakasih kepada orang Yahudi.
Mungkin orang itu berpandangan saya tidak perlu mencantumkan kata Yahudi karena perbuatan buruk bisa dilakukan oleh siapapun yang beragama apapun. Justeru saya yang dapat merasakan dan berinteraksi langsung dengan mereka sehingga bercerita apa adanya, tidak menutup-nutupi apa yang dialami menjadi bentuk pertanggungjawaban saya atas kebatilan yang dilihat. Apalagi sebagai Muslim yang hidup di Indonesia saya belum mengetahui sesungguhnya seperti apa watak, tabiat dan perilaku orang Yahudi yang banyak diceritakan dalam al Quran untuk pelajaran kaum beriman. Saya merasakan dan melihat dengan mata kepala sendiri eksklusivitas tingkah perilaku mereka, sehingga saya memandang perlu mengungkap apa adanya sebagai bahan pelajaran dan masukan bermanfaat bagi semua termasuk Muslim di Indonesia. Keyakinan terhadap agama Islam membuat saya wajib mengingatkan sesama agar lebih berhati-hati (lihat QS al Baqarah: 120).
Adapun terkait penemuan fb oleh orang Yahudi, sehingga orang yang menggunakan fb mesti “tahu diri” atau berterima kasih kepada Mark Zuckerberg dan kaumnya itu menurut saya sesuatu yang berlebihan. Hal ini bisa saya jawab bahwa penemuan sebuah teknologi itu bukan milik orang per orang. Sejarah ilmu pengetahuan di dunia hingga kita merasakan dampak positifnya sekarang ini ternyata juga tidak terlepas dari kontribusi berharga dari kaum cendekiawan Muslim masa lalu antara abad 10-13 M dalam meletakkan dasar-dasar pengembangan ilmu dan teknologi. Sebut saja Al Khawarizmi ilmuwan Muslim peletak dasar matematika melalui aljabar dan ergonomi. Lalu juga ada al Biruni, yang diakui Barat sebagai ilmuwan pelopor, penemu alat astrolabe mekanik pertama dan menggunakan prinsip komputer analog pertama (lihat A History of Calculating Machines, D. De S. Price, 1984).
Masih banyak lagi kiprah ilmuwan Islam tersohor terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang bisa diperoleh dari referensi-referensi Barat sekalipun. Pihak Barat pun tidak bisa menutup-nutupi kebenaran ini karena umat Islam dulu pernah jaya dalam pembentukan peradaban manusia yang oleh pengamat disebut sebagai masa kejayan Islam atau lebih dikenal "the Golden Age of Islam".
Para cendekiawan Muslim terkemuka itu umumnya hafal al Quran dan menguasai bahasa Arab sebelum mendalami ilmu pengetahuan (teknologi), mereka tawadhu, melakukan kajian semata-mata ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan yang menciptakannya, oleh karena itu mereka ikhlas, tidak perlu orang lain berterima kasih kepadanya karena bagi mereka upah dari hasil karya-karyanya yang fenomenal itu hanyalah dari Allah Yang Maha Kuasa semata. Karya-karya besar mereka diakui Barat dan sangat berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selanjutnya. Sehingga jika mengikuti jalan pikiran sang pesbuker yang menuntut kita berterima kasih kepada penemu fb orang Yahudi itu, maka kita juga bisa mengatakan bahwa seharusnya kita (termasuk penemu fb itu) juga harus berterima kasih kepada para ilmuwan Muslim peletak dasar ilmu teknologi. Tanpa jasa, kiprah dan kontribusi mereka (ilmuwan Muslim dunia) apa mungkin orang Yahudi itu bisa menemukan fb?
*) Pemerhati Sejarah IPTEK dan Penulis Artikel Aktual
Shared:
Comment