REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film yang berkisah seputar drama kehidupan remaja SMA sudah banyak dibuat. Kisahnya berkutat pada gadis yang kurang populer karena dianggap kurang menarik juga sering menjadi tema film layar lebar.
The Duff, film produksi Movie Studio CBS ini juga mengangkat tema seputar kisah remaja kurang populer karena tidak menarik. Namun, film ini memberikan sentuhan menarik yang berbeda dari film-film bertema sama. Cerita drama romantis yang menggabungkan komedi membuat film ini terasa ringan tetapi tidak membosankan
Dikemas dengan gaya modern saat ini, The Duff sangat cocok bagi penggemar film komedi. Cerita lucu yang ditimbulkan dari dua pemeran utamanya yaitu Bianca Pipper (Mae Whitman) dan Wesley (Robbie Amell) jadi penyegar sepanjang film.
The Duff merupakan singkatan dari Designated Ugly Fat Friend yang ditujukan kepada Bianca. Maksudnya, The Duff adalah julukan bagi seseorang yang hanya dijadikan sekadar jalan masuk untuk mendekati orang yang lebih menarik di sekitarnya.
Kisah ini terbilang lebih modern dengan gaya cerita santai dan lucu. Penonton bisa dibuat tertawa terpingkal-pingkal melihat kelucuan yang dilakonkan pemeran utama. Hingga akhir, cerita masih dikemas dengan lucu khas komedi namun tetap ada unsur drama-drama yang juga membuat sedih. Ditambah peran antagonis Madison (Bella Thorne) yang membuat kesal karena tingkahnya yang sok populer dan cantik.
Ari Sandel sebagai sutradara mengemas cerita kehidupan remaja ini berawal dari Bianca yang cuek namun cerdas memiliki dua sahabat Jess dan Casey yang cantik, seksi, dan berbakat. Penampilan Bianca yang biasa-biasa saja membuatnya kurang menarik. Hingga akhirnya ia disebut The Duff atau jalan masuk bagi orang yang ingin mendekati Jess dan Casey. Sontak ia ingin keluar dari julukan itu dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Ia dibantu tetangganya sejak kecil yang juga teman satu sekolahnya, Wesley untuk berubah dan menarik hati lelaki pujaannya, Toby (Nick Eversman). Sayangnya Toby juga hanya menjadikannya The Duff. Hingga akhirnya Bianca sadar kalau dirinya ternyata mencintai Wesley.
Ending film ini sebenarnya mudah ditebak. Hanya saja alurnya membuat penonton tidak lantas menjadi bosan. Film ini diangkat dari buku karangan Kody Keplinger. Sangat cocok bagi pecinta genre drama dan komedi walau dengan tema yang klasik. Tanpa harus mencerna cerita dengan berat. Walaupun drama tapi tidak disuguhkan percintaan berlebihan yang kadang justru membuat film membosankan.