Luthfin, alumnus UMM yang berkarya di Australia. (Foto: Istimewa) |
Selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha dan selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Ungkapan tersebut datang dari Luthfin ‘Abidah, salah satu alumnus prodi peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Perempuan yang akrab di panggil Luthfin itu kini sedang berkarir sebagai Calves Management dan Farm Hand di salah satu perusahaan ternak sapi perah Australia, bernama Inionba Pastoral Pty, Ltd.
“Saya bisa berkesempatan bekerja di Australia karena sempat masuk di salah satu media Australia pada Maret 2022 lalu. Dari situ, salah satu perusahaan tertarik dengan saya, kemudian menawarkan kesempatan berkarya. Setelah melalui seleksi wawancara, di tahun itu juga saya berangkat ke Australia,” terang Luthfin.
Luthfin juga menambahkan, rekam jejak pengalamannya sebagai mahasiswa peternakan UMM juga menjadi salah satu hal yang membuatnya diterima dan dibiayai perusahaan tersebut. Pun dengan beragam kegiatan internasional yang sempat ia ikuti di Kampus Putih.
Selama enam bulan bekerja, banyak pengalaman baru yang ia dapatkan. Ia dan tim harus mengurus 3000 sapi yang ada di peternakan. Mulai dari perawatan, memberi makan, cek kesehatan, hingga memerah sapi. Semua ia lakukan dengan maksimal dan baik.
Menurutnya dengan berternak, ia bisa melatih cara berpikir dan bersikap menjadi pribadi yang lebih baik. “Pekerja perempuan dan laki-laki di tempat saya bekerja dan diperlakukan sama tanpa perbedaan. Hal tersebut juga membuat saya mau tak mau harus meningkatkan kemampuan dalam banyak hal. Menarik sekaligus menegangkan, tapi saya sangat menikmatinya,” ungkap Luthfin.
Perempuan asal Ponorogo itu mengatakan UMM sangat berperan dalam kesuksesannya hari ini. ia merasa beruntung bisa mengenyam pendidikan di Kampus Putih. Kampus yang memiliki atmosfer internasional, sehingga mahasiswanya juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan banyak dunia internasional.
“Terhitung, sejak semester tiga saya sudah aktif magang di empat tempat berbeda termasuk di Australia. Hal itu bisa terjadi berkat dukungan dari prodi dan juga kampus,” jelas Luthfin.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bahasa adalah pintu segala ilmu. Selain itu, kemampuan problem solving ,leadership, speaking dan listening juga harus dimiliki jika ingin berkarir diluar negeri. Ia mendorong anak-anka muda Indonesia untuk tidak bosan banyak belajar dan mencoba kegiatan internasional. Dengan begitu, wawasan akan meluas. Begitupun dengan jaringan yang sebelumnya tidak didapat.
“Saat bisa menguasai berbagai bahasa, saat itulah dunia dalam genggaman kita. Sisanya bisa kita raih dengan mencoba pengalaman yang beragam. UMM menyediakan paket lengkap untuk pikiran dan rohani kita. Maksimalkan semampumu, saya tunggu sinarmu,” pesan Luthfin untuk para mahasiswa. (zak/wil)