Apresiasi Profesi Fisioterapi, UMM Gelar Olimpiade Nasional

Author : Humas | Senin, 12 Maret 2018 17:59 WIB
Politeknik Surakarta Juara keluar sebagai Juara Umum Olimpiade Pesona Fisioterapi Nasional UMM. (Foto: Beni).
MENGEMBANGKAN skill mahasiswa khususnya bidang Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisioterapi dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan (FIKES) berinisiatif menggelar Olimpiade Fisioterapi Nasional. Mengusung tema Pesona Fisioterapi, rangkaian kegiatan Fisioker berlangsung selama tiga hari mulai Jumat hingga Minggu (9-11/3).
 
Terdapat tiga kelas Fisioterapi yang dilombakan, yaitu Neuromuscular, Sport, dan Pediatri. Ketiganya merupakan bidang-bidang penting dalam lingkup Fisioterapi yang perlu dipahami dengan baik oleh para calon praktisi Fisioterapi.
 
"Olimpiade ini merupakan sarana yang baik bagi mahasiswa Fisioterapi se-Indonesia untuk mengasah kemampuan dan mengukir prestasi," terang Ketua Pelaksana Rangkaian Acara Olimpiade, Seminar dan Workshop Fisioker, M. Rizqi Ramadhani.
 
Melalui Olimpiade yang digelar, Rizqi menyampaikan bahwa acara ini diharapkan dapat membuka peluang bagi mahasiswa Fisioterapi menorehkan prestasi. Hal tersebut mengingat jumlah universitas yang memiliki program studi Fisioterapi di Indonesia masih sangat minim, yakni hanya 11 perguruan tinggi.
 
"Ajang ini jadi kesempatan juga untuk kita mengenalkan jurusan Fisioterapi kepada lebih banyak orang," jelas Rizqi.
 
Meski sepak terjang rumpun ilmu Fisioterapi belum tersohor namun semangat peserta begitu tinggi mengikuti ajang adu kecerdasan ini. Terbukti dari jumlah pendaftar Olimpiade yang membludak padahal kuotanya hanya 12 tim dari masing-masing kelas yang terdiri dari tiga orang.
 
"Dengan terpaksa kami menolak pendaftar karena terbatasnya kuota. Semoga tahun depan kami bisa membuka lebih banyak kuota supaya lebih banyak yang ikut," ujar Jeje salah satu panitia.
 
Olimpiade ini diikuti oleh 93 peserta dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi Fisioterapi, antara lain Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Esa Unggul (UEA), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Katolik St. Vincentius a Paulo, Universitas Airlangga (Unair), Universitas Udayana, Stikes Widya Husada, Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jakarta 3, dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
 
Dalam pelaksanaannya, ajang unjuk kecerdasan ini terdiri dari tiga babak penilaian pada masing-masing kelas yang ada, yakni kelas Neuromuscular, Sport dan Pediatri. Pada babak pertama, peserta harus menentukan jawaban 'benar' atau 'salah' pada soal-soal yang diberikan. Selanjutnya di babak kedua, ada studi kasus dimana para peserta harus memecahkan masalah dengan memberikan solusi secara keilmuan Fisioterapi, dan pada babak ke tiga peserta harus melewati uji ketangkasan serta kecepatan dalam menjawab soal.
 
Berlangsung seru dan penuh sportifitas, Pada Kelas Pediatri keluar sebagai Juara I Poltekes Surakarta, Juara II Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Juara III Poltekes Jakarta. Sementara itu pada kelas Neuromuscular Juara I diraih oleh Poltekes Surakarta, Juara II UMS serta Juara III Stikes Widya Husada. Untuk kelas Sport Juara I Universitas Esa Unggul (UEA), Juara II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Juara III UMS. Para peraih Juara I memperoleh medali emas, Juara II medali perak dan Juara III perunggu. Keluar sebagai Juara Umum Olimpiade Nasional Fisioterapi 2018 adalah Poltekes Kemenkes Surakarta dengan mengantongi dua medali emas.
 
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM Faqih Ruhyanudin menyampaikan dirinya berharap pada tahun depan jumlah peserta dan jenis cabang ilmu yang dilombakan bisa bertambah.
 
"Selain skill kompetensi kognitifnya juga bisa ditambahkan, juga karya tulis misalnya,"tambahnya.
 
Faqih juga menyampaikan semoga acara  dapat mengenalkan bagaimana fisioteraphis yang sesungguhnya kepada masyarakat Indonesia.
 
"Saat ini, UMM sendiri juga tengah menyiapkan perencanaan pendirian Prodi Profesi  Fisioterapi. Semoga dengan rangkaian acara ini lebih mengenalkan jati diri fisioterapi di Indonesia," tandasnya. (nim/sil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image