Pertandingan Muay Thai oleh mahasiswa UMM (foto: Istimewa). |
Kabar gembira kembali datang dari mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kali ini adalah Bagas Aditya Firmandail yang telah berhasil membawa pulang juara 2 dalam ajang pertandingan cabang olahraga bela diri muay thai yang dilaksanakan pada akhir Maret lalu. Bagas yang mewakili Kota Malang memang sudah menggeluti muay thai sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Bagas menjelaskan bahwa selama proses pelaksanaan lomba ia mengalami kendala yang cukup kompleks. Misalnya saja berat badan yang melewati batas sekitar 10 kg. Mau tidak mau ia harus menjalani diet ketat selama kurang lebih satu bulan sebelum perlombaan berlangsung. “Selama masa diet, saya lebih banyak memakan protein dan gandum untuk tetap menjaga daya tahan tubuh. Tapi mendekati perlombaan, berat badan saya masih belum memenuhi kriteria sehingga saya sering minum air putih saja tanpa makan,” katanya.
Mahasiswa semester empat itu juga mengatakan bahwa saat perlombaan berlangsung, ia juga mendapatkan kendala yang menyakitkan. Melawan atlet muay thai profesional dari kota Surabaya, ia mendapatkan luka robek di mulut dan harus melakukan operasi dengan empat jahitan. Hal itu membuatnya harus mundur pada babak akhir.
Baca juga : Ramai Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres, Begini Penjelasan Dosen UMM
“Menurut saya, jahitan ini menunjukkan keseriusan saya dalam cabang olahraga muay thai. Semakin sakit dan banyak luka, maka ilmunya akan semakin tinggi. Jadi tidak masalah dan saya tetap optimis mengikuti di lain kesempatan” jelasnya.
Adapun anak pertama dari tiga bersaudara itu sejak SMA memang telah mendalami bela diri muay thai. Ia bercerita bahwa saat masih kecil ia sering bertengkar dna beradu jotos dengan teman-temannya. Kemudian ia akhirnya menyalurkan hal itu di kegiatan yang bermanfaat yakni muay thai. Sejak tahun 2021, ia telah mengikuti banyak ajang kompetisi dan selalu membawa pulang medali.
Baca juga : Sebal Karena Pertanyaan Klise? Dosen Komunikasi UMM Punya Tipsnya
“Tidak pernah ada kata mundur dalam mengejar prestasi. Walaupun keluarga besar saya sering menentang karena faktor luka dan kesehatan, tapi saya ingin berusaha sampai akhir dan membuktikan bahwa melalui hobi ini saya bsia membanggakan mereka,” katanya.
Sama seperti mahasiswa lainnya, Bagas ingin selalu ingin berprestasi dan membanggakan nama kampus. Ia percaya kalau setiap orang mempunyai kelebihan, hanya saja belum menyadari dan mengasah kemampuannya. “Dari ajang kompetisi ini, saya berharap bisa membanggakan nama kampus dan terus aktif menjadi atlet. Saya mempunyai mimpi tinggi sehingga dapat mengharumkan almamater dan mengangkat derajat keluarga,” pungkasnya. (ri/wil)