Esty Sulisty, alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), sukses sabet juara 1 di ajang kompetisi bergengsi Asia Pacific Broadcast Union (ABU) Prizes 2024 ( Foto : Istimewa) |
Salah satu alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Esty Sulistya sukses sabet juara 1 di ajang kompetisi bergengsi Asia Pacific Broadcast Union (ABU) Prizes 2024. Ia yang juga dosen praktisi di Prodi Pendidikan Bahasa Bahasa Indonesia UMM berhasil menyisihkan pesaingnya dengan apik. Esty berhasil melaju dan kalahkan para peserta lainnya dari 65 negara, lima benua, dan dengan 342 karya. Adapun ABU Prizes merupakan bagian dari rangkaian sidang umum ABU ke-61 yang dilaksanakan di Hotel Hilton Bosphorus, Istanbul, Turkiye pada 22 Oktober lalu.
Esty merupakan seorang presenter di Pro 1 Radio Republik Indonesia (RRI) Malang. Ia berhasil meraih penghargaan peringkat pertama untuk kategori Radio On Air Personality. Ada beberapa aspek yang dinilai, mulai dari kemampuan bersiaran, menggali informasi, mengolah kata, menghadirkan harmoni, kenyamanan, kepribadian dalam siaran, hingga kemampuan meng-handle pendengar dan membuat narasumber merasa nyaman.
“Ada juga lima kriteria penilaian yang dijadikan acuan di kategori ini, yaitu kreativitas, kedalaman pengetahuan presenter, kemampuan terhubung dengan pendengar, kualitas suara, serta pemahaman editorial seorang presenter,” terang Esty yang memiliki nama asli Etik Sulistyaningsih.
Baca juga: LK UMM Rayakan Kreativitas Generasi Muda di Hari Sumpah Pemuda
Adapun dalam ajang itu, ia menyoroti salah satu tema yang menarik, yakni krisis lagu anak di Indonesia dalam dua dekade terakhir, baik itu dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Ia merangkumnya dengan apik dalam materinya yang berjudul “Melodies for Indonesian Children”. Ia juga mengajak para musisi, industri musik, orang tua, dan pemerintah untuk bersama-sama memfasilitasi serta mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu yang membangun karakter kepribadian anak Indonesia.
“Anak-anak adalah masa depan bangsa kita. Jadi, sudah selayaknya kita memiliki banyak lagu anak tentang cinta tanah air, persahabatan, cinta kasih, toleransi, dan empati,” pesannya.
Keberhasilannya saat ini tidak serta merta ia dapat dengan instan. Ada proses panjang harus Ia lewati untuk dapat menjadi pemenang. Perempuan yang sudah 25 tahun menggeluti dunia profesi sebagai penyiar, presenter, dan reporter radio ini harus melalui tiga tahap seleksi penjurian di level nasional. Sebelum akhirnya dirinya terpilih mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut.
Ia bersaing dengan perwakilan dari 69 RRI di Indonesia untuk kemudian dipilih menjadi lima terbaik hingga ditetapkan tiga terbaik. Di tahap ini, ketiga peserta didampingi untuk mendapatkan pembekalan, produksi baru, dan revisi hingga ditetapkan sebagai perwakilan Indonesia. Sementara itu di level internasional, sebanyak 342 karya diajukan para peserta dari 65 negara untuk diseleksi oleh 60 juri praseleksi.
“Puncaknya penjurian akhir dilaksanakan di Kuala Lumpur 10-12 September lalu dengan 18 juri dan 60 buah karya peserta yang masuk finalis di semua kategori. Alhamdulillah saya menang di kategori Radio on Air Personalitiy ABU Prizes 2024 ini,” tuturnya.
Baca juga: Kajian di UMM: Menemukan Beragam Inspirasi Sains di Alquran
Adapun sejak sebelum kuliah, Esty memang sudah aktif menjadi MC, moderator dan kegiatan public speaking. Tak hanya di dunia profesi, Ia juga banyak torehkan prestasi di bangku perkuliahan sebagai mahasiswi Ilmu komunikasi UMM. Juara I mahasiswa berprestasi UMM 1998, Juara I lomba karya tulis ilmiah UMM, hingga menjadi wisudawati dengan lulusan terbaik I tingkat universitas UMM. Di tahun ini juga, Ia berkesempatan mewakili voice of Indonesia (VOI) saluran siaran luar negeri RRI.
Terakhir, ia berharap radio menjadi media yang tetap bertahan di tengah kemajuan teknologi. Apalagi radio memang memiliki banyak penikmat di seluruh penjuru dunia. “Radio tidak akan mati karena mampu bermetamorfosa sesuai perkembangan zaman, menjadi media komunikasi bagi semua orang,” tutupnya. (zaf/wil)