Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat berdialog dengan civitas akademika pada pengajian umum di UMM. |
KETUA Umum Pimpinan Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir, M.Si menyampaikan keprihatinannya bahwa bangsa ini, menurut istilah Haedar, telah kehilangan perspektif kenegarawanannya. Sehingga dalam perjalanannya, bangsa ini terus menerus mengalami kontradiksi yang tak berkesudahan.
Hal tersebut disinggung Haedar di hadapan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada gelaran bertajuk ‘Pengajian Umum Pasca Tanwir 2017’ di Auditorium UMM, Sabtu (8/4).
Carut-marut kehidupan berbangsa dan bernegara yang tengah terjadi belakangan ini, dinilai Haedar, disebabkan oleh materi dan kekuasaan yang telah jauh mendominasi alam pikiran para pemangku jabatan. Mereka, kata Haedar, tak lagi menjalankan prinsip nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga demikian, untuk menghadang segala keburukan tadi, Haedar berpesan kepada seluruh hadirin untuk senantiasa merawat idealismenya.
Disamping itu, Haedar juga mengajak kepada seluruh civitas akademika untuk terus mempertajam serta memperkuat nilai-nilai keislaman agar memiliki wawasan keislaman yang luas. Tak kalah penting, Haedar juga menekankan pentingnya membangun integritas dan jati diri yang utuh.
“Tantangan generasi baru yang hidup dalam mobilitas yang tinggi menuntut setiap orang untuk mampu bertahan menghadapi berbagai macam godaan. Sehingga, membangun integritas dan jati diri itu bisa dimulai dari menjaga keutuhan di rumah tangga masing-masing,” terangnya.
Haidar juga mendorong para hadirin untuk meraih kesuksesan setinggi mungkin agar cita-cita menjadi orang yang berkemajuan dapat diwujudkan. Namun demikian, ia mewanti-wanti untuk tetap menjaga nilai-nilai dasar tentang kebajikan, kebenaran, moralitas dan akhlak.
Terakhir, Haedar berpesan kepada seluruh civitas akademika untuk tetap berkontribusi agar UMM semakin besar dan tetap memiliki peran strategis bagi kebermanfaatan umat dan bangsa. (can/han)