Bawa Kain Khas Daerah ke Kompetisi Tingkat Asia, Mahasiswa UMM Jadi Best Delegates Asia Young Sociopreneurship Leader Exchange
Author : Humas | Rabu, 20 Juni 2018 10:05 WIB
Emha Nelwan Lawani tergolong mahasiswa luar biasa. Selain kesibukannya sebagai ketua senat Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), ia masih sempat memenangi sejumlah perlombaan baik luar maupun dalam negeri. Bukan cuma di bidang program studi yang digelutinya, melainkan juga di beberapa bidang keilmuan.
Sebutlah baru-baru ini Nelwan, sapaan akrabnya, dinobatkan sebagai best speaker dalam Kompetisi Debat Nasional pada gelaran Festival Retorika Ikatan Pecinta Retorika Indonesia di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.
Bersama ke tiga kawan sejurusannya, Rezka Mardhiyana dan Rizqon Fawa’id, berhasil menyisihkan puluhan peserta dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia.
Tak kalah membanggakan, laki-laki asal Polewali Provinsi Sulawesi barat ini, di bulan Maret 2018 lalu juga dinobatkan sebagai best delegates dalam gelaran Asia Young Sociopreneurship Leader Exchange di Thailand. Berkat perencaan bisnis tentang kain kain khas daerahnya Lipa’ Sa’be, Nelwan berhasil menarik perhatian dewan juri dari Chulalangkorn University, Thailand.
Mengikuti perlombaan memang jadi tradisi tersendiri sejak Nelwan duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain untuk melatih mental, aku Nelwan, momen kekalahan juga justru jadi pelajaran terbaik untuk membuatnya bangkit meraih prestasi.
"Lama-lama karena sering nyoba dan menang pun beberapa kali, alhamdulillah, jadi ketika dibandingkan ketika menang atau kalah pun sama-sama untung sebenarnya. Sekedar dapat kenalan baru misalnya,” ungkap Nelwan, Rabu (20/6).
Selain itu, sambung Nelwan, kalah-menang membuat dirinya terbiasa dengan konflik. Orang yang terlatih mentalnya, sambung Nelwan, akan dengan sendirinya dapat mengukur kesiapan mental. "Ketika kalah kita tetap siap, ketika menang juga kita siap,” tegasnya.
Meski demikian, Nelwan tetap mengkondisikan hati untuk tetap bersyukur atas tiap raihan yang didapatnya.
Bagi Nelwan, berkuliah di perguruan tinggi swasta (PTS) tidak serta merta membuatnya berkecil hati. UMM, kata Nelwan, memberi banyak kesempatan kepada mahasiswanya untuk beraktualisasi sesuai dengan bidang yang digelutinya.
“Ketika awal-awal masuk UMM sedikit ada yang mencemooh. Meski begitu, karena melihat jurusan Psikologi UMM sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, saya tetap bangga pada pilihan saya,” tuturnya.
Banyak mahasiswa Muhammadiyah yang menang di tiap kompetisi, justru dinilai Nelwan sebagai ladang dakwah tersendiri.
“Bahwa instansi-instansi yang mengatasnakaman Islam tak kalah unggul dengan perguruan tinggi lainnya,” tandas Nelwan.
(chan/sil)
Shared:
Komentar