Penampilan mahasiswa PBSI di lomba dramatical reading (Foto: Istimewa) |
Seakan tak pernah berhenti, prestasi demi prestasi senantiasa dicetak oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Terbaru, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) meraih juara satu nasional lomba dramatical reading. Ajang tersebut dilangsungkan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada akhir Desember lalu.
Afif Yudi Kurniawan selaku koordinator kelompok menjelaskan bahwa dramatical reading adalah sebuah penampilan membaca naskah. Tidak sekadar membaca, tapi mereka harus memperagakan dan mendaramakannya. Pada ajang tersebut, ia dan tim membawakan naskah karya Usmar Ismail berdujul ‘Ayahku Pulang’.
“Sebenarnya naskah ini pernah kami bawakan di sebuah mata kuliah yang berkaitan dengan drama. Kemudian kami kembangkan dan lengkapi untuk bisa memberikan hasil maksimal dalam ajang kali ini,” tambahnya.
Secara garis besar, naskah ini menceritakan seorang ayah yang meninggalkan keluarganya ketika menghadapi masalah. Namun, saat ia pulang, keluarga tidak menerimanya dengan baik. Pengambilan latar dan suasana dirasa Afifi cukup menarik, yakni pada bulan Ramadan.
Dituturkan Afif, selama perlombaan mereka merasa apa yang dipelajari dalam mata kuliah gerak dan oratori sangatlah membantu. Pada mata kuliah tersebut, mereka diajarkan bagaimana mengolah nafas, gerak dan ekspresi. Ketiga aspek yang dipelajari dinilai memiliki peranan penting dalam kemenangan yang diraih.
Mahasiswa asli Lumajang ini kembali menambahkan bahwa salah satu motivasi terbesarnya adalah ingin mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari selama kuliah. Jadi tidak sebatas materi saja, tapi bisa langsung mempraktekkannya dalam berbagai kegiatan. Dengan begitu, ia dan teman-teman bisa semakin mengingat seluruh hal yang sudah diajarkan.
Afif tidak sendirian terjun dalam persaingan lomba tersebut. ia ditemani lima kawannya yang berperan sebagai aktor antara lain Septi Karina, Novita Eka Miranda, Aryandi Bimbi Arifatur, M. Khikam Zahidi dan M. Azrul Nizam. Sempat terkendala penataan waktu dan pengambilan video, namun mereka berhasil menanggulanginya dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Apalagi ini adalah lomba virtual pertama yang diikuti.
“Sebenarnya kami ingin bisa tampil secara luring di hadapan para penonton yang riuh. Ingin merasakan bagaiman atsmosfer panggung yang dilihat langsung oleh para peserta dan pencinta sastra. Semoga apa yang kami raih bisa mendorong mahasiswa lain untuk iut berprestasi,” tegasnya. (haq/wil)