Suasana Jual Beli di Bazar FLSP (Foto : Rizki Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) baru-baru ini kembali menggelar hal unik. Setelah berhasil menyelenggarakan berbagai acara yang meriah dan menarik, kini UMM menggelar bazar yang berbeda. Pasalnya, penyelenggara bazar ini menuntut pengunjung dan penjual menggunakan bahasa Inggris dalam proses jual belinya.
Bazar tersebut diikuti oleh mahasiswa Foreign Language Speaking Program (FLSP) dari empat Program Studi (Prodi) yaitu Teknik Sipil, Teknik Industri, Ilmu Pemerintahan, dan Hukum. Kholilurahman selaku Dosen FLSP Speaking mengatakan, adanya bazar ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan dan membiasakan bahasa inggris. Terhitung, ada 30 stand dengan berbagai produk unik yang dijual mulai dari makanan, minuman, kaos, maupun kerajinan tangan.
“Bazar ini menjadi bentuk implementasi pembelajaran FLSP. Mahasiswa bebas berkreasi sesuai keinginannya. Mulai dari inovasi produk, gaya penjualan, pengiklanan, dan lain-lain,” tambahnyaa.
Baca juga : Beragam Prestasi Diraih Wisudawan UMM Ini, Duta Pendidikan hingga Bikin 8 Buku
Program yang digagas oleh Kholil dan ketiga rekannya berawal dari keinginannya menerapkan metode pembelajaran yang unik. Mahasiswa dituntut untuk lebih mengasah skill berbicara bahasa inggrisnya di khalayak ramai. Apalagi, pihak Direktur Language Center (LC) dan Kampus UMM juga mendukung penuh metode pembelajaran itu.
Adapun LC merupakan lembaga pembelajaran bahasa Inggris untuk mahasiswa yang dinaungi oleh UMM. Lembaga ini melatih mahasiswa untuk dapat menerapkan bahasa Inggris sesuai dengan jurusannya masing-masing. Salah satu programnya yaitu FLSP.
Uniknya, disini penjual maupun pembeli harus menggunakan bahasa Inggris saat melakukan transaksi. Sama seperti yang dilakukan oleh Resti Amelia Putri dari Fakultas Hukum. Ia dan rekannya menjual produk ranbow potato atau kentang goreng yang dibaluri oleh krim manis. “Jujur, saya dan tim sangat senang dengan adanya bazar ini. Awalnya memang kikuk karena jarang menggunakan bahasa Inggris. Tapi semakin lama semakin terbiasa dan malah bersemangat,” katanya.
Baca juga : Gaet Trash Hero, Mahasiswa UMM Ajari Warga Bikin Kompos dengan Teknik Takakura
Selain mengembangkan skill bahasa Inggris, ia merasa bahwa kemampuan kewirausahaan juga tumbuh berkat bazar ini. Ia dan tim bahkan benar-benar membuat produk yang enak dan menarik. Akhirnya munculah ide kentang goreng dengan krim manis.
“Biasanya kan dikasih bumbu penyedap rasa yang menurut kami sudah biasa. Kami juga menyediakan tester yang menarik pembeli untuk datang. Kami juga tidak melayani mereka yang tidak menggunakan bahasa Inggris,” jelasnya.
Para pengunjung ternyata bukan hanya dari kalangan UMM. Banyak anak muda dan masyarakat yang datang. Salah satunya Nadila Riska Putri Zubaidah yang merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Nadila mengaku mengetahui informasi adanya bazar ini melalui teman-temannya. “Bazar FLSP ini menurut saya seru sekali, apalagi saya harus menggunakan bahasa Inggris saat melakukan transaksi. Kaget sih awalnya, tapi jadi pengalaman yang unik,” ucapnya. (*tri/wil)