Berbekal Ilmu Agribisnis di UMM, Wildan Berhasil Jalankan Bisnis Tebu

Author : Humas | Kamis, 28 Desember 2023 07:25 WIB
Wildan alumni UMM sukses jalankan bisnis tebu (Foto : Istimewa).

Peluang pekerjaan yang makin sempit, menuntut anak muda, termasuk mahasiswa untuk lebih kreatif dalam memperoleh cuan. Hal itu juga dilakukan Wildan Faris, salah satu alumni Prodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang baru saja diwisuda Desember ini. Ia bahkan sukses menjalankan bisnis tebu sedari muda di Bululawang.

Wildan mengatakan bahwa bertani bukanlah hal baru baginya. Dari kecil ia telah dikenalkan oleh keluarganya untuk bertani buah pepaya. Namun, akibat pandemi yang saat itu sedang marak, ia sekeluarga beralih ke tanaman tebu. Menurutnya, selain perawatan yang mudah, tanaman tebu juga mudah dikelola karena tidak mudah untuk membusuk. 

Baca juga : Muji, Sosok Maba UMM Juara Tilawah Tingkat Nasional

“Saat ini aku sudah bekerja sama dengan kurang lebih 20 hingga 30 petani kecil untuk pemasokkan tebu. Alhamdulillah, saat ini usaha ini makin maju berkat  kerjasama dengan koperasi desa tempat saya tinggal,” katanya.

Lebih lanjut, Wildan mengatakan, saat ini usahanya telah menjadi salah satu kelompok mitra yang ikut dalam Pabrik Gula (PG) milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurutnya, banyak keuntungan yang didapatkan. Mulai dari pemasokan bibit hingga pupuk untuk budidaya tebu yang telah disediakan oleh PG. 


“Keuntungan yang aku terima lumayan besar, dari penyetoran ke PG nanti akan dibagi hasil denan petani lainnya. Tak hanya itu, pemberian pupuk gratis juga sangat membantu kami sebagai petani karena harga pupuk yang naik sehingga kami kesulitan mendapatkan pupuk yang bagus,” katanya.

Baca juga : Banyak Kasus Bunuh Diri, Dosen UMM Sebut Nilai Pancasila Harus Dikuatkan

Adapun kerjasama inisudah berjalan sejak 2004 lalu hingga kini. Bahkan sampai hari ini, ia masih dipercaya untuk mengirim tebu ke PG sebesar 5-8 ton setiap harinya. Tebu yang dikirim bukan hanya miliknya, tapi juga milik para petani kecil yang ikut dalam kemitraan. “Dengan begitu, saya juga turut membantu para petani kecil untuk mendapatkan keuntungan,” tegasnya.  

Pemuda asli Malang itu juga memiliki inisiatif yang tinggi untuk membantu petani kecil. Misalnya saja saat ia menjalani proses magang di salah satu pemerintahan, ia mengajukan pemberantasan sistem refraksi yaitu pemotongan biaya panen jika hasil yang dihasilkan kurang memuaskan. 

“Sistem refraksi ini juga sekaligus saya angkat menjadi judul skripsi. Saya berharap, para masyarakat juga bisa memperhatikan petani kecil dan membantu mereka mendapatkan hidup yang lebih layak,” tegasnya mengakhiri. (ri/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image