Berkluster Mandiri, UMM Siap Kembali Dampingi Pengembangan Kota Probolinggo

Author : Humas | Selasa, 13 Maret 2018 15:19 WIB
Wakil Rektor III Sidiq Sunaryo dan Walikota Probolinggo Rukmini Buchori meninjau lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) UMM menggunakan mobil listrik, Selasa (13/3)
 
UPAYA dekat dengan masyarakat dan memberikan kontribusi untuk pembangunan suatu daerah dilakukan dengan cermat oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Setelah bermitra dengan banyak pihak, kali ini melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UMM dengan Pemerintah Kota Probolinggo, Selasa (13/3) di Auditorium UMM. Kerjasama yang dijalin mencakup berbagai bidang antara lain pengembangan wilayah, sosial dan pertanian.
 
Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Rektor III Sidiq Sunaryo dan Walikota Probolinggo Rukmini Buchori disaksikan oleh jajaran Badan Pengurus Daerah Probolinggo, Kepala Dinas Perikanan Probolinggo, Kepala Dinas Pertanian Probolinggo, Camat Mayangan, Kepala DPPM UMM dan jajaran serta perwakilan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMM.
 
“MoU ini harus segera di eksekusi menjadi suatu penelitian atau pengabdian yang memiliki nilai guna, agar tidak sekedar jadi sebuah tanda tangan dan tulisan dikertas saja,” ujar Sidiq menyemangati. Dalam kesempatan tersebut, Sidiq memaparkan beberapa unit usaha yang dimiliki UMM. Ia berharap unit-unit usaha tersebut juga bisa melakukan kerjasama lebih khusus dengan Kota Probolinggo.
 
Sebelumnya, dalam kurun waktu tiga tahun sejak 2013 hingga 2015 UMM telah melakukan program kemitraan wilayah di Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Kerjasama dilakukan dalam program perawatan dan pemeliharaan pohon mangga, produksi produk olahan mangga dan jagung, serta pengolahan limbah pangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Menindak lanjuti keberhasilan kerjasama tersebut, Direktur DPPM UMM Sujono mengaku telah siap kembali mendampingi Kota Probolinggo agar bisa menjadi kota dengan banyak UKM yang berkembang.
 
Meskipun merupakan perguruan tinggi swasta, Sujono menyebut UMM memiliki kapasitas dan kemampuan yang cukup baik dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Keahlian tersebut cukup setara dengan perguruan tinggi negeri di wilayah Jawa Timur. Bukan hanya itu, mulai tahun 2014, UMM menjadi salah satu dari 14 Perguruan Tinggi di Indonesia yang mendapatkan cluster Mandiri.
Status ini merupakan hasil visitasi dan verifikasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Dirjen Dikti Kemendikbud RI. Dalam standarisasi Dikti, kampus-kampus di Indonesia dikategorikan ke dalam empat cluster, yakni Binaan, Madya, Utama dan yang tertinggi adalah Mandiri. 
 
“Bersama 25 perguruan tinggi hanya empat yang swasta salah satunya adalah UMM di Jawa Timur yang berkluster mandiri, untuk itu kami siap mendampingi Kota Probolinggo,” pungkas Sujono.
 
Sementara itu Walikota Probolinggo Rukmini Buchori menyambut baik kerjasama ini. Rukmini memaparkan aneka potensi yang dimiliki Kota Probolinggo, diantaranya adalah UMKM Batik dan melimpahnya produksi buah mangga. Meski memiliki aneka potensi yang patut dikembangkan, Rukmini menuturkan ada berbagai permasalahan sosial yang juga dihadapi oleh Pemerintah Kota Probolinggo, antara lain hasil limbah sampah yang banyak berkisar 50 ton per hari.
“Mungkin dari UMM bisa merangkul paguyuban batik Probolinggo, berinovasi dalam pengelolaan buah mangga yang melimpah dan berinovasi dalam pengelolaan sampah. Ini mungkin bisa dijadikan sesuatu yang memiliki nilai,” ujar Rukmini. (nim/sil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image