Foto: Istimewa |
BAHASA Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaannya, menyebabkan degradasi terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Selain itu, jika kesalahan tersebut masih sering terjadi pada ranah instansi pemerintahan, masyarakat, terlebih lagi dalam ranah pendidikan, maka informasi yang benar sulit untuk didapatkan. Perlu diingat bahwa, bahasa juga berperan dalam komunikasi, sehingga penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah berperan sebagai penyampaian informasi yang sesuai.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan kemudahan pada warga wilayah ASEAN untuk berkomunikasi secara lancar. Sejauh ini telah ada website yang bernama Google Translete. Website tersebut memiliki fungsi untuk memudahkan penggunanya dalam menerjemah ke bahasa Indonesia.
“Akan tetapi, ketika hendak menuju website, harus membuka browser dan menunggu loading lama,” kata Mohammad Khikam Zahidi (10/9), saat menjelaskan gagasannya bersama tim tentang aplikasi penerjemah bahasa di ASEAN. Gagasan ini Ia daftarkan ke Program Kreativitas Mahasiswa yang didanai Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud RI.
Baca juga: NutriChild-Go, Aplikasi Cegah Picky Eater Gagasan Mahasiswa UMM
Aplikasi tersebut bernama AYO NGOBROL, aplikasi penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa negara-negara di ASEAN. Seperti bahasa Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand serta Vietnam.
“Meskipun banyak wisatawan ASEAN yang datang ke Indonesia, akan tetapi tidak semua wisatawan tersebut mampu berbahasa Indonesia. Apalagi warga negara di wilayah ASEAN yang taraf ekonomi yang rendah pastinya sangatlah sulit belajar seluruh bahasa di ASEAN,” sambung Khikam yang mengerjakan aplikasi ini bersama kawan satu timnya Indah Dwi Pertiwi dan Nia Dwi Nurul Safitri.
Tak hanya menerjemahkan bahasa secara kata, aplikasi AYO NGOBROL ini dilengkapi penjelasan tentang istilah dilengkapi contoh bangunan kalimat untuk memahami konteks.
Aplikasi karya kolaborasi antar mahasiswa Program Studi di UMM menjadi salah satu dari puluhan karya PKM mahasiswa UMM yang didanai. UMM sendiri menjadi runner up Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memperoleh pendanaan terbanyak se-Indonesia yakni 55 proposal. (can)