Bikin Prototipe Alat Pendeteksi Pangan, Mahasiswa UMM Menangi Lomba Nasional

Author : Humas | Senin, 09 Oktober 2023 08:54 WIB
Aulya Mauizzati Mahasiswa Program Studi Akuntasi (Foto : Istimewa)

Banyak inovasi dan terobosan yang ditelurkan oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah malang (UMM). Salah satunya yang digagas Aulya Mauizzati, mahasiswa Program Studi Akuntasi UMM angkatan 2021. Ia bersama empat anggota kelompok lainnya membuat prototipealat portabel untuk pengamanan produk pangan olahan yang diber nama Portable Tool-Anti Food Fraud. Alat ini juga sukses membawa mereka meraih juara tiga pada Bidang Hukum, Sosial dan Ekonomi di Mandalika Essay Competition 3 di Universitas Gunung Rinjani, NTB.

Aulya, sapaannya, menjelaskan bahwa gagasan ini muncul dari banyaknya kasus pemalsuan produk pangan di Indonesia. Salah satunya penggunaan ayam tiren yang digunakan sebagai bahan dasar bakso di Kabupaten Bantul, Yogjakarta pada 2022 lalu. Hal ini ditambah dengan terbatasnya indera manusia dalam mendeteksi pemalsuan produk pangan tersebut.

Baca juga : UMM-SMAM 3 Bungah Ajak Siswa se-Kecamatan Ikuti Tiga Kelas Asyik

“Pemalsuan yang dimaksud adalah, penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang disampaikan kepada konsumen. Misalnya  produk yang seharusnya menggunakan daging ayam ternyata terbuat dari daging tikus. Alat ini diharapkan bisa mendeteksi bahan-bahan berbahaya yang tidak seharusnya ada pada makanan,” tambah Aulya.

Cara  kerja alat ini adalah dengan memasukkan  sample makanan ke dalam tempat yang telah disediakan. Selanjutnya pada layar touchscreen, akan ditampil 3 menu atau ikon utama yaitu database, measure, dan setting.  Pada database, terdapat empat menu turunan, yaitu input yang berisi data real dari sampel yang diperiksa dan data referensi mengenai ciri umum kepalsuan pangan yang pernah terjadi di Indonesia.

Baca juga : Profesor Penggerak UMM Sukses Panen Padi Organik di Bali hingga 12,5 Ton per Hektar

“Kemudian ada juga penyimpanan data, yang digunakan untuk menyimpan data asli dari sampel yang diperiksa sebelumnya beserta data referensi. Ada pula menu perbandingan, di mana akan dilakukan proses perbandingan dari database dan data referensi yang disimpan sebelumnya. Terakhir ada menu hasil dan laporan yang akan mengeluarkan hasil perbandingan yang dilakukan sebelumnya,” tambahnya.

Pada menu measure, terdapat empat menu turunan juga. Pertama, pengukuran pemalsuan untuk mengukur tingkat pemalsuan pangan yang sedang di deteksi. Kedua, pengukuran kualitas hasil untuk mengukur keakuratan hasil pendeteksi pemalsuan pangan. Ketiga, Pelaporan hasil untuk mencentak hasil pendekti alat portabel ini.

Keempat, pemberitahuan yang berisi pemberitahuan tingkat pemalsuan. Mulai  dari rendah, menengah atau tinggi yang ditandai dengan warna merah jika tinggi, warna kuning jika menengah warna hijau jika rendah.

“Menu terakhir adalah setting. Pada menu ini tedapat 3 komponen, yaitu pengaturan alat pemindaian untuk mengatur sistem yang ingin digunakan untuk mendeteksi apakah inframerah, ultravuolet portabel, dan cahaya tampak. Lalu ada pengaturan data base untuk mengubah atau mengedit data yang terdapat pada database,” jelanya.

Kemudian yang terakhiryakni keamanan dan pengaturan untuk melindungi akses dan mengontrol izin pengguna alat ini. Sehingga alat ini tidak dapat digunakan atau disalah gunakan oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung  jawab. Karena bentuknya baru prototipe, mereka baru mengkampanyekan alat tersebut.

Harapannya bisa di realisasikan sebagai salah satu bentuk antisipasi dalam pemalsuan pangan berkelanjutan. Dalam pengembangannya, Aulya tidak sendiri. Ia ditemani Uni Fitratunnisa, Mohammad Mirzan Abdillah, Ivanya Anindhi dan Aida Aulia. (*nov/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image