CEO Muda di Teknik Elektro UMM: 600.000 Sarjana Menganggur karena Skill yang Tidak Tepat

Author : Humas | Rabu, 08 November 2023 04:17 WIB
Pemaparan materi dari M. Adnan  Fatron selaku Founder dan CEO Mudif Consulting (Foto : Rizky Humas). 

Wabah Covid-19 membawa banyak perubahan pada tatanan dunia. Di balik matinya aktivitas manusia pada saat itu, tak sedikit perubahan positif yang diberikan. Mulai dari kemajuan teknologi, cara berpikir, hingga penyebaran informasi yang berkembang pesat. "Perubahan itu kini menjadi kebiasaan baru yang tak dapat ditolak keberadaannya," ucap M. Adnan  Fatron selaku Founder dan CEO Mudif Consulting, dalam Kuliah Tamu Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 4 November lalu.

Agenda bertajuk “Kiat Sukses Tanpa Mengganggu Lulus Kuliah Tepat Waktu” itu bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki perencanaan karir yang matang. Adnan menjelaskan, dilansir dari studi Mckinsey Global Institute di 2017, ada sekitar puluhan juta masyarakat Amerika dan Jerman yang berpotensi menjadi pengangguran di 2030. Hal ini disebabkan karena perubahan teknologi yang pesat dan menggeser lapangan pekerjaan manusia. 

 

Baca juga : Bantu Petambak Udang, Tim Mahasiswa UMM Kembangkan Alat Deteksi Air

Hal ini juga yang membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak produktif dan hanya mengandalkan teknologi. Menurut data riset Kemenristek-dikti, 80% masyarakat Indonesia tidak melakukan hal yang produktif. Sebanyak 600.000 sarjana menjadi pengangguran yang tidak memiliki skill yang tepat. Hal ini dikarenakan banyak lulusan Indonesia yang hanya memiliki kemampuan rata-rata.

Menurutnya, penyebab gagalnya seseorang itu adalah adanya standar yang diciptakan di kalangan masyarakat. Terlebih, masyarakat selalu membandingkan kesuksesan diri sendiri dengan orang lain sehingga tercipta standar umum kesuksesan di masyatakat yaitu harta, jabatan, ilmu, dan disukai orang lain. 

Masyarakat juga takut bahwa pekerjaannya akan digeser oleh adanya Artificial Intelegent (AI). Padahal, kecerdasan buatan atau AI patut dikolaborasikan bersama dengan manusia. Yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang tentu bermanfaat. "Manusia tidak akan digantikan oleh kecerdasan buatan, tapi akan digantikan oleh manusia lain yang bisa menggunakan kecerdasan buatan," tambahnya.

Baca juga : Mengenal Down Syndrome lewat Penjelasan Dosen FK UMM

Sementara itu, Prof. Ir. Ilyas Masudin, MLogSCM., Ph.D. selaku dekan Fakutlas Teknik menyampaikan bahwa mahasiswa perlu membuat planning terhadap apa yang dicita-citakan. Hal ini juga akan membantunya untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dunia kerja sehingga tidak akan tergerus dengan adanya teknologi. Hal ini juga dipersiapkan oleh UMM melalui adanya program Center of Excellent (CoE) untuk mempersiapkan mahasiswanya ke jenjang karir yang lebih tinggi.

Tidak hanya terfokus pada konsentrasi jurusan yang ditempuhnya, tapi juga membekali mahasiswa dengan skill yang bisa diasah sesuai minatnya.“Oleh karenanya, saya yakin acara ini bisa semakin membuka wawasan mahasiswa mengenai dunia kerja. Saya kira, pekerjaan yang baik adalah memberi pekerjaan bagi orang lain,” tandasnya. (*tri/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image