Cetak Guru Kompeten untuk Indonesia Emas 2045, Ini Inovasi PPG UMM

Author : Humas | Jum'at, 09 Desember 2022 09:00 WIB
Dr. Fauzan, M.Pd selaku Rektor UMM ketika hadir di orientasi akademik bagi mahasiswa pra jabatan PPG. (Foto: Wildan Humas)

Mencetak guru profesional yang berkomitmen mendidik anak negeri bukan perkara mudah. Namun segala upaya dilakukan demi kemajuan bangsa. Termasuk usaha Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang senantiasa berinovasi agar dapat melahirkan pendidik berhati mulia nan profesional. Diawali dengan orientasi akademik bagi mahasiswa pra jabatan PPG pada 9 Desember lalu di Grand Mercure, Malang.

Disampaikan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM Dr. Trisakti Handayani, MM., inovasi yang ditelurkan PPG UMM berbeda-beda tiap angkatan. Beberapa tahun lalu pihaknya mendorong mahasiswa untuk mengembangkan pembeljaran berbasis virtual reality. Adapula dengan menyusun buku antologi ber-ISBN tentang pengalaman mengajar di berbagai daerah oleh para guru.

“Kita selalu mencoba mendorong mahasiswa untuk mencapai potensi yang dimiliki, khusunya dalam bidang pendidikan. Kami juga terus berupaya meningkatkan pemahaman mereka terkait pembelajaran digital. Bahkan kami mengundang sederet ahli untuk menjelaskan bagaimana menyusun strategi pendidikan berbasis digital,” tegasnya.

Baca juga: Lemhannas RI Puju CoE dan Sistem Pendidikan UMM

Trisakti, sapaan akrabnya mengatakan bahwa inovasi-inovasi tersebut membuahkan hasil yang baik. Pada 2022, persentase kelulusan mahasiswa UMM di Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Guru (UKMPPG) dirasa tinggi. Untuk PPG pra jabatan, tingkat kelulusannya mencapai 100%, sementara PPG Kemdikbudristek dalam jabatan (daljab) mencapai lebih dari 83 persen. Terakhir, tingkat kelulusan PPG daljab Kemenag berada di angka lebih dari 92%.

Inovasi-inovasi itu juga sesuai dengan visi UMM yang bertujuan melahirkan generasi muda dengan skill-skill masa depan. Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. menegaskan bahwa guru tidak hanya menjadi pengajar, tapi juga pendidik. Jika pengajar bertugas untuk transfer ilmu, berbeda dengan pendidik yang mentransfer nilai.

“Pendidikan hakikatnya adalah untuk membentuk kepribadian seseorang. Maka saudara harus bisa mnejadi pendidik yang andal. Apalagi di peran guru dalam dinamika masyarakat kini semakin terkikis,”jelasnya.

Baca juga: Mulai Presma hingga perwakilan ke Korea, Ini Sosok Harisuddin Wisudawan UMM

Fauzan juga mengingatkan bahwa guru harus bsia menciptakan kelas yang ideal. Bukan malah membuat suasana tegang dan membosankan. Menurutnya, pendidikan sekarang tidak bisa dilakukan secara konvensional. Maka, skill-skill digital masa depan juga harus dikuasai oleh guru. Pun dengan membangun pola komunikasi yang asah dan asuh serta menyenangkan.

Banyak peserta yang mengapresiasi kualitas PPG UMM. Salah satunya Rahmawati Nisa. Perempuan asal Trenggalek itu menilai bahwa Kampus Putih selalu mendampingi mahasiswa PPG dengan baik. Sehingga ia merasa diperhatikan dan ditunjukkan bagaimana menjadi pendidik yang profesional.

“Tidak semua orang punya kesempatan untuk ikut di PPG, maka saya akn senantiasa memanfaatkannya dnegan baik. Ini adalah kesempatan emas sebagai jalan untuk mendidik anak bangsa dan memajukan Indonesia,” pungkas Nisa. (wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image