Prof. Dr. Abu Rokhmad, M.Ag selaku Dirjen Kemenag berikan motivasi pada kegiatan Wisuda ke-115 UMM (Foto : Lintang Humas) |
Segala hal di dunia memang sulit, namun akan terasa mudah jika sudah dibiasakan. Hal itu ditegaskan langsung oleh Prof. Dr. Abu Rokhmad, M.Ag. selaku Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia di hadapan ribuan wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang. Ia berkesempatan memberikan cerita sukses dalam gelaran Wisuda ke-115 UMM, 29 Agustus lalu. Menariknya, ia juga merupakan alumnus Kampus Putih UMM.
“Semua itu sulit, mulai dari bangun tidur, belajar, bekerja, mencari pasangan, dan lain sebagainya. Saya pastikan itu sulit, kenapa bisa sulit? Karena belum dibiasakan dan belum punya ilmunya. Jadi, tugas kalian para wisudawan yakni memastikan yang sulit itu menjadi mudah,” ungkapnya.
Baca juga : Beri Kontribusi, Mahasiswa UMM Bantu Langsungkan Festival Keramik Dinoyo
Menurutnya, ilmu, pengalaman, serta kemauan menjadi kunci untuk merubah hal yang sulit itu menjadi mudah. Seperti dengan kisah hidupnya yang merupakan anak dari pedesaan. Ia menceritakan perjalanan hidupnya yang cukup menantang, mulai menjadi seorang kuli bangunan hingga marbot masjid. Menurutnya, perjalanan yang cukup melelahkan tersebut bisa dikonversi menjadi modal tekad untuk terus semangat dalam menggapai cita-cita.
“Dari seorang marbot, kini menjadi dirjend. Itu merupakan bentuk nyata bahwa semua memiliki kesempatan yang sama. Tinggal bagaimana kita sendiri yang menentukan untuk terus berusaha dalam menggapai cita-cita atau hanya memilih diam saja. Bahkan saya lebih optimis kepada teman-teman wisudawan sekalian. Kalian kini memiliki akses belajar yang lebih mudah, harusnya bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., menerangkan bahwa untuk bisa menghadapi kehidupan ke depan, anak muda harus mampu selalu mengawal cita-cita. Banyak sekali orang yang gagal menggapai cita-cita karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Menurutnya, seseorang harus mempunyai pendirian, keyakinan, serta kemauan yang kuat untuk menggapai apa yang dicita-citakan.
“Saya ingin berkisah sedikit. Jadi, ada sebuah perlombaan memanjat gedung, dan ikutlah beberapa katak. Melihat itu, banyak sekali katak lain yang menyoraki dan berkata bahwa itu adalah hal yang mustahil. Namun ada satu anak katak yang berhasil mencapai puncak dan ternyata anak katak itu tuli sehingga tidak dapat mendengarkan sorakan itu tadi. Maknanya apa? Jangan mudah terpengaruh dengan ucapan dan pengaruh lingkungan yang destruktif,” kisahnya.
Senada dengan Fauzan, Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddi Malik, M.Si. menerangkan bahwa saat ini anak muda menghadapi tantangan rasa bosan. Rasa bosan yang dimaksud ialah rasa bosan dalam menjalani aktivitas, termasuk yang sifatnya positif. Menurutnya, itu merupakan ancaman serius dalam proses menuju kesuksesan.
Baca juga : Siapkan Generasi Cakap, PBA UMM Hadirkan Praktisi Penerjemah Bahasa Arab
Nazar sapaan akrabnya memastikan, lulusan UMM memiliki etos kerja yang profesional dan tentu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan persyarikatan Muhammadiyah. Apalagi mengingat bahwa UMM telah memberikan bekal terbaik bagi para mahasiswanya untuk menghadapi keanekaragaman problem kehidupan.
“Sikap solutif, kreatif, dan inovatif pasti dimiliki oleh para mahasiswa UMM. Segala bentuk capaian dan proses belajar di UMM merupakan bekal kompleks untuk menghadapi tantangan kehidupan yang kompleks pula. Saya ucapkan selamat dan semangat untuk menyambut kehidupan yang sebenarnya,” pungkasnya. (Faq/Wil)